Asia Siaga Tinggi, Wabah Cacar Monyet Merebak dari India hingga Filipina

Susi Susanti, Jurnalis
Sabtu 30 Juli 2022 12:25 WIB
Wabah cacar monyet (Foto: AP)
Share :

JEPANG - Negara-negara di Asia saat ini sangat waspada terhadap cacar monyet. Mereka menyaring para pelancong dan menguatkan tim medis untuk melacak wabah itu. Hal ini dilakukan ketika mereka melaporkan kasus pertama virus cacar monyet, yang sekarang diidentifikasi sebagai darurat kesehatan global oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Yang terbaru yakni Filipina yang melaporkan kasus pertama virus cacar monyet. Seorang pejabat kementerian kesehatan, Jumat (29/7/2022), mengatakan virus ini terdeteksi pada seorang warga yang kembali dari luar negeri awal bulan ini.

Dikutip Reuters, Wakil Sekretaris Departemen Kesehatan Beverly Ho mengatakan pasien sekarang dalam isolasi.

Baca juga: Wabah Cacar Monyet, Brasil dan Spanyol Umumkan Kematian Pertama di Eropa dan Luar Afrika

Sebelumnya, pada Senin (25/7/2022), pihak berwenang Jepang mengumumkan kasus cacar monyet pertama yang terdeteksi di negara itu. Yakni seorang penduduk Tokyo berusia 30-an yang telah kembali dari Eropa pada pertengahan Juli. Pejabat Kementerian Kesehatan mengatakan kepada wartawan, pria itu mengalami kelelahan diikuti oleh demam, ruam dan sakit kepala.

Baca juga: Filipina Laporkan Kasus Pertama Cacar Monyet

Saat ini, dia menerima perawatan di rumah sakit dan dalam kondisi stabil. Para pejabat menolak untuk mengungkapkan rincian lebih lanjut tentang pasien, termasuk kewarganegaraannya.

Menurut WHO gejala awal infeksi cacar monyet termasuk demam, sakit kepala, pembengkakan kelenjar getah bening, sakit punggung, nyeri otot dan kekurangan energi.

Penyakit ini kemudian berkembang menjadi ruam dan lesi yang dapat melepuh dan berkeropeng di seluruh tubuh – biasanya berlangsung dua hingga empat minggu.

Perawatan antivirus dan vaksin sudah ada untuk cacar monyet, termasuk yang digunakan dalam pemberantasan cacar.

Kasus pertama yang teridentifikasi di Jepang muncul setelah Kementerian Luar Negerinya pekan ini mendesak para pelancong untuk berhati-hati terkait penyakit tersebut. Para pejabat mengatakan studi klinis ke dalam pengobatan dan tindakan pencegahan telah diluncurkan, dan suntikan vaksin diberikan kepada pekerja medis garis depan di Tokyo.

Beban kasus di Asia tetap rendah tetapi para ahli mengatakan kawasan itu bisa melihat "kemungkinan kenaikan" dalam beberapa minggu mendatang.

"Seperti Covid-19, pembatasan perbatasan dan perjalanan tidak benar-benar menghentikan penyebaran cacar monyet, hanya menundanya. Penyakit ini akan (terus) menyebar secara global," kata Khoo Yoong Khean, petugas ilmiah dari Duke-NUS Center untuk Kesiapsiagaan Wabah di Singapura, dikutip CNN.

"Kasus di AS dan Eropa telah meningkat pesat karena perjalanan, perdagangan, dan pariwisata. Kami kemungkinan akan melihat lebih banyak kasus cacar monyet dilaporkan di Asia selama beberapa minggu hingga beberapa bulan ke depan,” lanjutnya.

Menurut Khoo, hanya masalah waktu sebelum lebih banyak negara di Asia mengidentifikasi kasus cacar monyet.

"Masalah sebenarnya bagi negara-negara di Asia sekarang adalah apakah sistem dan proses deteksi dini dan pengawasan cukup kuat untuk menangani kasus-kasus positif ketika mereka dating,” ujarnya.

Tapi dia memperingatkan terhadap pembatasan perbatasan. "Meskipun (agak) berguna sebagai langkah stop-gap, ini tidak berkelanjutan dan sesuatu yang tidak banyak negara dapat bertahan lagi setelah pengalaman mereka dengan pandemi Covid-19," katanya.

Thailand pekan lalu melaporkan kasus pertamanya pada seorang warga negara asing berusia 27 tahun di pulau resor Phuket. Negara Asia Tenggara itu meningkatkan peringatan kesehatan dan meningkatkan pemeriksaan di pos pemeriksaan perbatasan setelah pasien tersebut melarikan diri ke negara tetangga Kamboja menyusul berita hasil tes positifnya. Dia kemudian ditahan di ibu kota Kamboja, Phnom Penh.

Menteri Kesehatan Anutin Charnvirakul mengatakan kepada wartawan, Senin (25/7/2022) jika tumah sakit Thailand juga telah diberitahu untuk memindai pasien potensial untuk cacar monyet dan segera menjalani tes laboratorium.

Di tempat lain di Asia, negara-negara termasuk Singapura dan India melaporkan kasus baru.

Kementerian Kesehatan Singapura telah mengkonfirmasi total 10 kasus, termasuk infeksi menular lokal dan pasien yang baru saja melakukan perjalanan dari Kanada, Inggris, dan Jerman.

India juga dalam siaga tinggi setelah mengkonfirmasi kasus cacar monyet keempat di ibu kota Delhi pada Senin (25/7/2022). Seorang pria 34 tahun dirawat di rumah sakit dengan ruam dan demam yang berlangsung selama dua minggu. Tiga kasus pertama terdeteksi di negara bagian selatan Kerala pada pelancong yang datang dari Uni Emirat Arab.

Pihak berwenang India mengatakan pemeriksaan di bandara telah ditingkatkan dan tim medis tingkat tinggi dikerahkan ke Kerala untuk membantu otoritas kesehatan negara bagian dengan penelitian medis.

Dalam sebuah pernyataan pada Selasa (26/7/2022), Direktur regional WHO Poonam K. Singh mengatakan risiko wabah cacar monyet di Asia Tenggara "sedang tetapi potensi penyebaran internasional lebih lanjut adalah nyata."

"Kita harus tetap waspada dan bersiap untuk menggelar respons intens untuk mengurangi penyebaran cacar monyet," ujarnya.

"Upaya dan tindakan kami harus sensitif dan tanpa stigma dan diskriminasi,” lanjutnya.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), lebih dari 19.000 kasus cacar monyet telah dilaporkan di setidaknya 76 wilayah secara global - sebagian besar di tempat-tempat di mana virus itu tidak endemik. Sekitar selusin lokasi baru ini berada di Asia dan Pasifik.

CDC menyatakan siapa pun bisa terkena cacar monyet, tetapi "sebagian penting" dari kasus dalam wabah global adalah di antara pria gay dan biseksual.

Itu tidak berarti virus itu menular secara seksual, tetapi para pejabat mengatakan itu menunjukkan bahwa kontak kulit-ke-kulit yang berkepanjangan adalah salah satu cara utama penyebaran cacar monyet.

(Susi Susanti)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya