Banjir Dahsyat Pakistan Telan Kerugian Lebih dari Rp149 Triliun, 1.136 Orang Meninggal

Susi Susanti, Jurnalis
Selasa 30 Agustus 2022 11:10 WIB
Banjir dahsyat terjang Pakistan (Foto: Business Recorder)
Share :

PAKISTAN - Menteri Perencanaan Pakistan Ahsan Iqbal mengatakan perkiraan awal menunjukkan banjir dahsyat yang melanda negara itu telah menyebabkan kerugian setidaknya USD10 miliar (Rp149 triliun).

Diketahui, banjir bandang yang belum pernah terjadi sebelumnya yang disebabkan oleh hujan monsun bersejarah telah menewaskan sedikitnya 1.136 orang dan mempengaruhi lebih dari 33 juta, lebih dari 15% populasi negara itu.

Hujan deras juga menghanyutkan jalan, tanaman, rumah, jembatan, dan infrastruktur lainnya.

"Saya pikir itu akan menjadi besar. Sejauh ini, sangat awal, perkiraan awal adalah bahwa itu besar, lebih tinggi dari USD10 miliar (Rp149 triliun)," terang Menteri Perencanaan Pakistan kepada kantor berita Reuters.

Baca juga: Banjir Parah Tewaskan 900 Orang dan Pengaruhi 4 Juta Warga, Pakistan Umumkan Keadaan Darurat

Iqbal menambahkan bahwa negara itu akan menghadapi kekurangan pangan yang serius dalam beberapa minggu dan bulan mendatang dan percaya bahwa banjir lebih buruk daripada yang melanda Pakistan pada 2010, yang paling mematikan dalam sejarah negara itu yang menewaskan lebih dari 2.000 orang.

Baca juga: Banjir Bandang Pakistan Tewaskan Lebih dari 1.000 Orang, WNI dalam Keadaan Selamat

Komentar ini muncul ketika menteri lainnya mengatakan bahwa sepertiga dari negara Asia Selatan telah tenggelam.

Pada Senin (29/8/2022), Menteri Perubahan Iklim negara itu Sherry Rehman menggambarkan situasi itu sebagai "bencana kemanusiaan yang disebabkan oleh iklim dengan proporsi epik."

"Secara harfiah, sepertiga wilayah Pakistan saat ini berada di bawah air, yang telah melampaui setiap batas, setiap norma yang pernah kita lihat di masa lalu," ujarnya kepada kantor berita AFP.

Sementara itu, untuk mengatasi kekurangan pangan, Menteri Keuangan Miftah Ismail mengatakan Pakistan dapat mempertimbangkan untuk mengimpor sayuran dari saingan beratnya India.

Secara terpisah pada Senin (29/8/2022), Pakistan menerima dana talangan (bailout) sebesar USD1,1 miliar (Rp16 triliun) dari Dana Moneter Internasional (IMF).

Uang itu ditujukan untuk membantu ekonomi yang kekurangan uang agar terhindar dari gagal bayar utangnya.

Bahkan sebelum banjir, Pakistan menderita krisis ekonomi dan telah bernegosiasi dengan IMF mengenai bailout.

Angka resmi yang dirilis dalam beberapa pekan terakhir menunjukkan bahwa negara itu hanya memiliki cadangan mata uang asing yang cukup untuk sekitar satu bulan impor karena ekonominya berjuang dengan tingkat inflasi tahunan hampir 25%.

"Perekonomian Pakistan telah diterpa oleh kondisi eksternal yang merugikan, karena limpahan dari perang di Ukraina, dan tantangan domestik, termasuk dari kebijakan akomodatif yang mengakibatkan ketidakmerataan dan pertumbuhan yang tidak seimbang,” terang Wakil Direktur Pelaksana IMF Antoinette Sayeh dalam sebuah pernyataan tentang dana talangan USD1,1 miliar (Rp16 triliun).

IMF tidak menyebutkan masalah banjir di dalam pernyataan itu.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya