CHARSADDA - Hujan deras dan banjir telah menenggelamkan sepertiga wilayah Pakistan dan menewaskan lebih dari 1.100 orang, termasuk 380 anak-anak. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Selasa (30/8/2022) meminta bantuan untuk apa yang disebutnya sebagai "bencana iklim yang belum pernah terjadi sebelumnya. "
Helikopter tentara mengangkut keluarga yang terdampar dan menjatuhkan paket makanan ke daerah yang tidak dapat diakses akibat banjir terbesar, yang dipicu oleh hujan muson yang luar biasa lebat, menghancurkan rumah, bisnis, infrastruktur, dan tanaman. Banjir berdampak pada 33 juta orang, 15% dari 220 juta penduduk negara Asia Selatan itu.
"Sepertiga dari negara ini benar-benar berada di bawah air," kata Menteri Perubahan Iklim Sherry Rehman kepada Reuters, menggambarkan skala bencana sebagai "bencana dengan preseden yang tidak diketahui".
Menurutnya, air tidak akan surut dalam waktu dekat.
Setidaknya 380 anak-anak termasuk di antara yang tewas, kata Perdana Menteri Shehbaz Sharif kepada wartawan saat pengarahan di kantornya di Islamabad.
Sementara itu PBB meluncurkan seruan dana sebesar USD160 juta untuk membantu Pakistan mengatasi dampak banjir yang menghancurkan ini.
"Pakistan dibanjiri penderitaan," kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dalam sebuah pesan video.
"Orang-orang Pakistan menghadapi musim hujan akibat steroid - dampak tak henti-hentinya dari tingkat hujan dan banjir yang luar biasa."
Guterres akan menuju ke Pakistan minggu depan untuk melihat efek dari "bencana iklim yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata seorang juru bicara PBB. Dia mengatakan skala bencana iklim memerintahkan perhatian kolektif dunia.
Pemerintah Pakistan mengatakan bahwa menurut perkiraan awal, kerusakan akibat banjir mencapai lebih dari USD10 miliar. Pemerintah menambahkan bahwa dunia memiliki kewajiban untuk membantu Pakistan mengatasi dampak perubahan iklim buatan manusia.
Kerugian kemungkinan akan jauh lebih tinggi, kata perdana menteri.
Hujan deras telah memicu banjir bandang yang telah jatuh dari pegunungan utara, menghancurkan bangunan dan jembatan, dan menghanyutkan jalan dan tanaman yang berdiri dan disimpan. Volume air yang sangat besar mengalir ke sungai Indus, yang mengalir di tengah negara dari puncak utara ke dataran selatan, membawa banjir di sepanjang sungai.
Menteri Luar Negeri Pakistan Bilawal Bhutto-Zardari mengatakan ratusan ribu orang tinggal di luar rumah tanpa akses ke makanan, air bersih, tempat tinggal atau perawatan kesehatan dasar.
"Situasinya kemungkinan akan memburuk lebih jauh karena hujan lebat terus berlanjut di daerah-daerah yang sudah dibanjiri oleh badai dan banjir lebih dari dua bulan," katanya.
(Rahman Asmardika)