BRASILIA – Penasihat mantan Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva mendekati Indonesia dan Republik Demokratik Kongo untuk membentuk aliansi negara-negara dengan hutan hujan tropis terbanyak pada pembicaraan iklim PBB tahun ini jika Lula memenangi masa jabatan baru pada pemilihan umum mendatang.
Konferensi Perubahan Iklim PBB, atau COP27, akan diadakan pada November di Sharm El Sheikh, Mesir. Lula adalah yang terdepan dalam jajak pendapat menjelang pemilihan umum bulan Oktober di Brasil.
Ide Lula adalah untuk membangun aliansi, yang nantinya dapat diperluas, untuk mendorong resolusi untuk membantu negara-negara berkembang melestarikan hutan mereka dan menekan negara-negara kaya untuk berkontribusi terhadap biaya, kata ajudan utama Lula.
Aloizio Mercadante, yang bertanggung jawab atas program kampanye Lula, mengatakan bahwa tim kebijakannya secara khusus berfokus pada rincian pasar karbon global dan cara-cara untuk membiayai konservasi dan pembangunan berkelanjutan di kawasan hutan hujan.
"Usulannya adalah untuk membentuk aliansi strategis untuk mengatasi masalah pendanaan pada COP di Mesir," kata Mercadante kepada Reuters.
Berkampanye di Manaus pada Rabu (31/8/2022), Lula berjanji untuk meningkatkan konservasi hutan hujan Amazon Brasil, dengan memperkuat badan perlindungan lingkungan Ibama dan meningkatkan penegakan hukum, mungkin dengan bantuan militer, dan Brasil akan kembali bersuara keras dalam pembicaraan iklim PBB jika dia terpilih.
BACA JUGA: Pemerintah Klaim Deforestasi Indonesia Capai Titik Terendah dalam 20 Tahun Terakhir
"Kami menginginkan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang lebih kuat dengan kekuatan pengambilan keputusan yang lebih besar, terutama pada masalah iklim, karena jika tidak, kami akan terus berpidato dan tidak ada yang akan mematuhinya," kata Lula.
Di bawah Presiden sayap kanan Brasil Jair Bolsonaro, yang melonggarkan perlindungan lingkungan, deforestasi telah melonjak bersama dengan pembalakan liar dan penambangan emas di Amazon, menimbulkan kritik internasional terhadap pemerintahnya.
Hutan hujan di lembah Amazon, Kalimantan dan Kongo terancam oleh penebangan berlebihan, yang merusak keanekaragaman hayati dan melepaskan gas rumah kaca yang mempercepat perubahan iklim.
Dengan bersatu, ketiga negara dapat memimpin tuntutan untuk menekan negara-negara kaya untuk membantu dengan biaya menjaga hutan tetap tegak, kata Mercadante.
Usulan tersebut sangat kontras dengan Bolsonaro, yang telah menentang upaya konservasi asing di Amazon dan menghabiskan miliaran dolar Amazon Fund yang didukung oleh Norwegia dan Jerman setelah mempermasalahkan organisasi yang terlibat.
Partai Pekerja Lula telah membentuk kelompok kerja untuk mempersiapkan pembicaraan iklim PBB pada bulan November, termasuk proposal untuk pasar global perdagangan offset karbon, kata Mercadante.
Dia mengatakan para penasihat Lula telah melakukan kontak awal dengan pemerintah Indonesia dan DRC. Pertemuan dengan penasihat presiden Kongo akan dijadwalkan dalam beberapa minggu ke depan.
Tosi Mpanu-Mpanu, kepala negosiator perubahan iklim DRC, mengatakan proposal itu, meski bukan hal baru, sangat masuk akal.
"Menggabungkan suara mereka akan membawa lebih banyak bobot di depan negara-negara Barat yang bersedia menyediakan sumber daya untuk perlindungan hutan mereka," katanya kepada Reuters.
Pada 2012, ketiga negara telah memulai pembicaraan awal untuk memenangkan lebih banyak pengaruh dalam pembicaraan internasional yang bertujuan untuk memberikan nilai sebenarnya pada sumber daya hutan mereka.
Inisiatif tersebut tidak mendapatkan banyak daya tarik karena perbedaan politik di Indonesia.
Mpanu-Mpanu mengatakan deforestasi memiliki dinamika yang berbeda di ketiga negara tersebut. Di Brasil dan Indonesia sebagian besar didorong oleh kebijakan agroindustri yang agresif, seperti peternakan sapi dan produksi minyak sawit, sementara di DRC sebagian besar didorong oleh kemiskinan, dengan praktik pertanian tebang bakar yang ekstensif dan kebutuhan energi, katanya.
Kedutaan Indonesia tidak menjawab permintaan komentar.
Mercadante mengatakan aliansi yang diusulkan pada akhirnya dapat mencakup negara-negara lain dengan hutan tropis yang signifikan, seperti tetangga Brasil di Amerika Selatan dan negara-negara berkembang lainnya di Afrika dan Asia.
Partai Pekerja telah melayangkan proposal dalam beberapa bulan terakhir untuk mengurangi deforestasi dan mendorong transisi ekonomi hijau melalui kredit untuk petani, investasi dalam energi terbarukan dan proyek lainnya untuk menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan konservasi.
Tetapi partai menginginkan bantuan dengan pembiayaan internasional.
Mercadante mengatakan sangat penting untuk mempercepat implementasi pasar karbon global, yang telah disetujui pada COP tahun lalu di Glasgow tetapi masih belum sepenuhnya ditentukan.
(Rahman Asmardika)