Putus Pasokan Gas, Putin Dituduh Gunakan Energi Sebagai Senjata Perang

Susi Susanti, Jurnalis
Jum'at 02 September 2022 14:09 WIB
Rusia tutup pipa gas ke Eropa dengan alasan perawatan turbin (Foto: Reuters)
Share :

“Kebebasan kita – sistem kebebasan, yang sudah terbiasa kita jalani – memiliki harga yang harus dibayar. Terkadang, jika harus dipertahankan, ia bisa menuntut pengorbanan untuk mencapai suatu akhir pertempuran yang harus kita lakukan,” kata Macron pada rapat kabinet 24 Agustus lalu.

Dengan ditutupnya keran gas oleh Rusia, Eropa berebut mencari sumber energi alternatif. Impor gas alam cair (LNG) telah membantu Eropa mengisi tempat-tempat penyimpanan gas hingga kapasitas 80 persen, dua bulan lebih cepat dari target Uni Eropa. Hal itu telah menenangkan pasar dan menurunkan harga dalam beberapa hari terakhir.

Sementara itu, Tom O’Donnell dari Free University di Berlin, yang juga pendiri kelompok analis energi The Global Barrel mengatakan simpanan itu tidak akan bertahan selamanya.

“Simpanan (gas alam cair) saja tidak akan cukup untuk musim dingin. Dengan diputusnya semua pipa – yang mana harus kita perkirakan akan dilakukan Rusia: memutus semua pipa – bahkan dengan semua gas alam cair yang bisa kita ambil, simpanan itu hanya akan bertahan selama dua setengah bulan pada musim di mana penghangat ruangan dinyalakan. Yang kemudian terjadi: Eropa terjebak,” ujarnya kepada VOA.

Dia mengatakan Eropa sendiri sedang mencoba melepaskan diri dari pasokan gas Rusia. Namun hal itu memakan waktu setidaknya dua tahun.

“Untuk sementara, ia memegang kendali dan ia akan menggunakan semuanya sebelum ia benar-benar kehilangan bisnisnya itu. Ketergantungan Eropa terhadap gas yang dikirim Rusia melalui pipa itu jauh lebih besar dari pada, katakanlah, pentingnya uang itu bagi Putin, karena ia mendulang pendapatan yang jauh lebih besar dari minyak,” lanjutnya.

Sementara itu, ada kekhawatiran yang berkembang atas suar gas Rusia yang telah menyala di dekat perbatasan Finlandia selama dua bulan. Para pakar mengatakan, Rusia membakar gas senilai USD10 juta (Rp149 miliar) setiap harinya, melepaskan 9.000 ton karbon dioksida ke atmosfer.

(Susi Susanti)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya