Upaya Mengeringkan Gagal, Pakistan Berjuang Keras Hentikan Luapan Danau Terbesar

Susi Susanti, Jurnalis
Selasa 06 September 2022 13:01 WIB
Pakistan berusaha keras hentikan luapan danau terbesar (Foto: BBC)
Share :

PAKISTAN - Pihak berwenang Pakistan sedang berjuang untuk menahan danau terbesar mereka agar tidak meluap setelah upaya terakhir untuk mengeringkannya gagal.

Ketinggian air di Danau Manchar, di Provinsi Sindh tenggara, telah naik ke tingkat yang sangat tinggi setelah berhari-hari hujan monsun mencapai rekor. Dikutip BBC, upaya ini membuat 100.000 orang harus mengungsi dari rumah mereka.

Tetapi pada Senin (5/9/2022), Menteri Irigasi provinsi itu mengatakan kepada Reuters bahwa ketinggian air danau "belum turun".

Baca juga: Cegah Banjir Lebih Dahsyat, Pakistan Jebol Danau

Provinsi Sindh diketahui menghasilkan setengah dari pasokan makanan negara itu, memperburuk kekhawatiran bahwa banyak yang akan menghadapi kekurangan pangan yang serius di negara yang sudah berjuang dengan krisis ekonomi.

Baca juga: Kesaksian Korban Banjir Dahsyat Pakistan, Berlari Sepanjang Malam Demi Menghindari Banjir

Pada Minggu (4/9/2022), para pejabat menerobos danau setelah membanjiri dua kota pedesaan, dengan harapan akan mencegahnya meluap lebih jauh dan membanjiri daerah-daerah yang lebih padat penduduknya.

Namun langkah itu berisiko mempengaruhi sekitar 400 desa - total 135.000 orang - yang akan dibiarkan tanpa rumah. Para pejabat mengatakan kepada penduduk desa untuk mengungsi pada akhir pekan.

Namun pada Senin (5/9/2022), para pejabat mengatakan ketinggian air di danau itu tetap sangat tinggi.

Menteri Irigasi provinsi Jam Khan Shoro, mengatakan kepada kantor berita Reuters jika ketinggian air belum turun, tetapi menolak mengatakan apakah akan ada upaya selanjutnya untuk membebaskan sungai dari tepiannya yang membengkak.

Pakistan menghadapi salah satu bencana alam akibat iklim terburuk dalam beberapa tahun, karena rekor curah hujan yang sangat tinggi dan mencairnya gletser di pegunungan utara negara itu telah menyebabkan banjir yang menghancurkan dan menenggelamkan hampir sepertiga wilayahnya di bawah air.

Badan Penanggulangan Bencana Nasional Pakistan mengatakan banjir di Pakistan telah mempengaruhi sekitar 33 juta orang dan menewaskan sedikitnya 1.314, termasuk 458 anak-anak.

Perkiraan menunjukkan banjir telah menyebabkan kerugian setidaknya USD10 miliar (Rp149 triliun).

Sementara itu, badan anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Unicef mengatakan lebih banyak anak berisiko meninggal akibat penyakit di Pakistan karena kekurangan air bersih.

Bencana tersebut juga menyoroti perbedaan mencolok antara negara-negara yang merupakan kontributor terbesar terhadap perubahan iklim dan negara-negara yang menanggung beban dampaknya.

Pakistan menghasilkan kurang dari 1% emisi gas rumah kaca global tetapi geografinya membuatnya sangat rentan terhadap perubahan iklim.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya