Kisah Pilu Santri Gontor Tewas Mengenaskan Akibat Kekerasan, Awalnya Dibilang Terjatuh

Dede Febriansyah, Jurnalis
Selasa 06 September 2022 02:44 WIB
Soimah menangis di dekat makam anaknya. (Foto: Dede Febriansyah)
Share :

"Saya tidak bisa membendung rasa penyesalan telah menitipkan anak saya di sebuah pondok pesantren yang notabene nomor satu di Indonesia," kata Soimah.

Setelah mendengar pengakuan ada tindakan kekerasan di dalam pondok, Soimah memutuskan untuk mengurungkan niat melakukan autopsi. Alasannya, agar sang anak segera dikubur. Apalagi jenazah sudah lebih dari satu hari perjalanan dan Soimah tidak rela tubuh anaknya ‘diobrak-abrik’ dokter forensik.

"Keputusan saya untuk tidak melanjutkan ke ranah hukum didasari banyak pertimbangan. Karena itu kami membuat surat terbuka yang intinya ingin bertemu dengan Kyai di Gontor 1," ucapnya.

Usai sang anak dikubur secara Islam, Soimah ingin menyelesaikan permasalahan tersebut dan menulis surat terbuka kepada pihak Gontor agar keluarga pelaku kekerasan terhadap Albar bisa duduk bersama menyelesaikan permasalahan yang ada. 

Namun nyatanya, Soimah mengungkapkan, jika surat tersebut tak digubris oleh pihak pondok pesantren. "Sampai saya membuat tulisan pada Rabu 31, Agustus 2022, belum juga ada kabar atau balasan. Padahal kami selaku keluarga korban," jelasnya.

Tak ingin kejadian serupa menimpa anak lain dan ingin memperjuangkan keadilan untuk sang anak, Soimah memberanikan diri berbicara kepada publik. Meski ia mengaku mendapatkan beberapa komentar negatif, dirinya menegaskan hanya ingin mengungkap fakta sebenarnya.

"Saya tidak ingin perjuangan anak saya Albar Mahdi siswa Kelas 5i Gontor 1 Ponorogo sia-sia. Jangan lagi ada korban-korban kekerasan, bukan hanya di Gontor tetapi di pondok lainnya hingga membuat nyawa melayang," ujarnya.

Soimah menyampaikan, apa yang terjadi pada almarhum Albar tidak sebanding dengan harapan para orangtua atau wali santri yang menitipkan anaknya.

"Semoga tulisan ini membuka mata masyarakat bahwa memperjuangkan kebenaran butuh keberanian. Dari saya, Soimah wali santri Albar Mahdi bin Rusdi yang masih berharap ini hanya mimpi dan merasa anak saya belum pulang menimba ilmu," jelasnya.

(Qur'anul Hidayat)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya