Tiga nama lainya telah ‘bocor’ dalam beberapa hari terakhir dan tidak mengejutkan, sebagian karena setiap orang adalah sekutu Truss yang setia selama kampanye kepemimpinannya yang menang.
Keragaman menteri di kabinet ini menuai pujian dari beberapa kalangan, di negara di mana anggota Partai Konservatif — sekitar 0,3 persen dari populasi Inggris — umumnya lebih tua, lebih kaya, 95 persen orang kulit putih dan secara politik lebih ke kanan daripada Inggris secara keseluruhan.
Menurut data pemerintah setempat, hampir 85 persen orang yang tinggal di Inggris dan Wales mengidentifikasi diri sebagai orang kulit putih.
“Kabinet baru adalah pengingat lain bahwa orang-orang dari semua latar belakang dapat masuk jauh ke dalam partai Tory,” terang Samuel Kasumu, mantan penasihat urusan ras Johnson, kepada surat kabar Guardian.
Namun tidak semua orang tampak yakin dengan pilihan ini. Sebuah berita utama di tabloid Daily Mail sayap kanan Inggris menyatakan pilihan itu sebagai hal yang menyedihkan.
"Liz Truss memberikan sentuhan akhir pada pemerintahan baru yang beragam: Tidak ada tempat untuk orang kulit putih di kantor-kantor besar negara,” tulis berita utama itu.
Pendahulunya, Johnson, juga memiliki jajaran menteri senior yang cukup beragam. Menteri Dalam Negeri Priti Patel adalah anggota Parlemen Inggris pertama yang berasal dari India yang mengambil penunjukan itu, sementara tiga kanselir selama kepemimpinan Johnson termasuk dua pria asal Asia Selatan dan satu dari latar belakang Kurdi. Truss adalah sekretaris luar negeri Johnson.