Banjir Pakistan Rusak Situs Warisan Dunia UNESCO Berusia 5.000 Tahun

Rahman Asmardika, Jurnalis
Kamis 08 September 2022 16:34 WIB
Situs warisan dunia UNESCO Mohenjo Daro. (Foto: AP)
Share :

ISLAMABAD — Tembok tanah liatnya yang berusia ribuan tahun telah menjadi saksi bisu banjir yang tak terhitung jumlahnya di lembah Sungai Indus selama berabad-abad, tetapi para pejabat Pakistan mengatakan bahwa bencana banjir kali ini dapat menyebabkan kerusakan serius pada situs arkeologi kuno Mohenjo-daro.

Sebagian besar reruntuhan Mohenjo-daro, yang terletak di provinsi selatan Sindh yang terendam banjir. Situs berusia sekira 5.000 tahun itu adalah Situs Warisan Dunia UNESCO, dan dianggap sebagai salah satu pemukiman perkotaan kuno yang paling terpelihara di seluruh Asia Selatan.

BACA JUGA: Banjir Dahsyat Buat Bagian Pakistan 'Seperti Laut', Korban Tewas Bertambah Jadi 1.343 Orang

Sekarang bencana banjir yang menghancurkan jutaan nyawa di seluruh Pakistan, juga merusak harta arkeologi yang tak ternilai harganya.

Mohenjo-daro pertama kali ditemukan pada 1922, namun misteri masih menyelimuti hilangnya peradaban yang pernah berkembang di sana, yang bertepatan dengan Mesir kuno dan Mesopotamia. Aksara misterius yang digunakan oleh orang-orang di negara-kota itu tidak pernah diuraikan, sehingga sedikit yang dipahami tentang kepercayaan atau kebiasaan mereka.

"Beberapa tembok besar, yang dibangun hampir 5.000 tahun yang lalu, runtuh karena hujan monsun," kata kurator situs Ahsan Abbasi kepada Associated Press minggu ini.

Dia mengatakan lusinan pekerja konstruksi, di bawah pengawasan para arkeolog, telah memulai pekerjaan perbaikan. Tetapi upaya konservasi di beberapa bagian situs itu terhenti karena para pejabat menunggu air banjir surut.

Abbasi tidak memberikan perkiraan biaya untuk memperbaiki kerusakan di Mohenjo-daro, atau mengatakan jika semua kerusakan yang diperkirakan pada reruntuhan bahkan dapat diperbaiki.

Landmark situs "stupa Buddha," struktur hemispherical besar yang terkait dengan pemujaan, meditasi dan penguburan, masih utuh, katanya. Tetapi hujan telah merusak beberapa dinding luar dan juga beberapa dinding yang lebih besar yang memisahkan masing-masing kamar atau kamar-kamar di dalam labirin reruntuhan.

Ironisnya, peradaban di Mohenjo-daro, yang dikenal sebagai "Gunung Orang Mati" dalam bahasa Sindhi setempat, membangun sistem drainase yang rumit yang sangat penting untuk menyelamatkannya dari banjir di masa lalu.

Korban tewas akibat banjir muson yang telah menyebabkan sepertiga wilayah Pakistan terendam air pada Rabu mencapai 1.325, termasuk 466 anak-anak. Bencana tersebut telah berdampak pada sekitar 33 juta orang di seluruh negeri. Sekarang para pejabat mengatakan Mohenjo-daro menjadi korban lain dari bencana ini.

(Rahman Asmardika)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya