Sesuai perintah Soeharto, Mayjen Yasir memerintahkan anak buahnya Mayor ST untuk mencari sumur tua yang kering. Setelah mendapatkan sumur yang diminta, Aidit dibawa sejumlah regu tembak ke tempat itu.
Sumur tua tersebut berada di tengah kebun pisang yang sangat lebat, jauh dari pemukiman penduduk. Masa itu, Aidit sudah tahu akan ditembak mati, namun ia masih berusaha untuk menggertak.
Saat itu Aidit berkali-laki meminta untuk bertemu dengan Presiden Soekarno kepada Mayjen Yasir. Akan tetapi, ia tidak mau menuruti begitu saja permintaan Aidit.
Setelah tumbang berlumuran darah, jenazah Aidit dimasukan ke sumur tua dan ditindih dengan sejumlah batang pisang yang ditebang, kayu-kayu kering, dan tanah, lalu dibakar. Hal itu dimaksudkan untuk menghilangkan jejak Aidit.
Terdapat empat orang tentara yang terlibat dalam penembakan itu, ditambah dua kopral pengemudi Jeep. Uniknya, kala itu, tidak banyak yang tahu jika malam itu Aidit ditembak mati, termasuk tentara Brigade.
Demikianlah kisah perjalanan salah seorang tokoh komunis terbesar di Asia Tenggara yang berakhir dengan tragis.
(RIN)
(Rani Hardjanti)