Saat itu, peluang mendekati nol, tetapi kemungkinannya meningkat menjadi 10 persen selama lima tahun terakhir, dan menjadi hampir 50 persen untuk periode 2022-2026.
Taalas memperingatkan bahwa selama negara-negara terus mengeluarkan gas rumah kaca, suhu akan terus meningkat.
“Dan di samping itu, lautan kita akan terus menjadi lebih hangat dan lebih asam, es laut dan gletser akan terus mencair, permukaan laut akan terus naik, dan cuaca kita akan menjadi lebih ekstrem. Pemanasan Arktik sangat tinggi dan apa yang terjadi di Kutub Utara mempengaruhi kita semua,” ungkapnya.
Perjanjian Paris menguraikan tujuan jangka panjang yang memandu pemerintah untuk membatasi kenaikan suhu global jauh di bawah 2 °C, sambil mengejar upaya untuk membatasi peningkatan lebih jauh ke 1,5 °C.
Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim PBB lebih lanjut menyatakan bahwa risiko terkait iklim lebih tinggi untuk pemanasan global 1,5 °C daripada saat ini, tetapi lebih rendah dari pada 2 °C.
“Prediksi iklim terbaru kami menunjukkan bahwa kenaikan suhu global yang berkelanjutan akan terus berlanjut, bahkan kemungkinan salah satu tahun antara 2022 dan 2026 akan melebihi 1,5 °C di atas tingkat pra-industri,” ujar Dr. Leon Hermanson dari UK Met Office, yang memimpin laporan.