Persetujuan itu datang meskipun ada tentangan dari pengadilan dan jaksa federal yang mengatakan mereka tidak boleh "dibebaskan sebelum waktunya dan tidak ada keringanan hukuman yang dapat ditunjukkan" kepada mereka karena kejahatan mereka "keji dan serius".
Pengadilan tinggi sedang mendengarkan beberapa petisi yang menantang pembebasan para terpidana.
Beberapa hari setelah penyerangnya dibebaskan, Bilkis Bano mengeluarkan pernyataan yang menyebut keputusan untuk membebaskan orang-orang itu "tidak adil" dan mengatakan itu telah "mengguncang" keyakinannya pada keadilan.
"Ketika saya mendengar bahwa para narapidana yang telah menghancurkan keluarga dan hidup saya telah bebas, saya kehilangan kata-kata. Saya masih mati rasa," terangnya, dikutip BBC.
"Bagaimana keadilan bagi wanita mana pun bisa berakhir seperti ini? Saya mempercayai pengadilan tertinggi di tanah kami. Saya memercayai sistem, dan saya belajar perlahan untuk hidup dengan trauma saya. keyakinan pada keadilan," tulisnya.
Dia pun memohon kepada pemerintah Gujarat untuk "membatalkan pembebasan itu" dan "mengembalikan hak dirinya untuk hidup tanpa rasa takut dan damai".
Keputusan itu telah menyebabkan kemarahan besar-besaran di India. Partai-partai oposisi, aktivis dan beberapa wartawan, mengkritik keputusan itu. Mereka mengatakan itu mendiskriminasi minoritas Muslim India. Serangan terhadap komunitas meningkat tajam sejak BJP membentuk pemerintah federal pada 2014.