Pada Jumat (14/10/2022) pekan lalu lalu, Presiden Adama Barrow mengatakan, negaranya berencana mendirikan laboratorium semacam itu. Dalam siaran televisi, ia juga memerintahkan menteri kesehatan untuk mengkaji aturan dan pedoman yang terkait dengan impor obat-obatan.
Sisawo meyakini pemerintah semestinya lebih waspada.
"Ini pelajaran bagi orang tua, tetapi tanggung jawab yang lebih besar ada pada pemerintah. Sebelum obat-obatan masuk ke negara ini, semestinya harus diperiksa apakah layak untuk dikonsumsi manusia atau tidak," katanya.
Sementara itu, Isatou Cham terlalu sedih untuk membicarakan kematian putranya yang berusia 2,5 tahun, Muhammed.
Saat ditemui, dia meninggalkan ruang tamu di rumahnya di Serrekunda, lalu menangis bersama dengan kedua anaknya yang lain.
Adapun ayah Muhammed, Alieu Kijera, menjelaskan apa yang terjadi terhadap putra kecilnya itu.
Dia mengatakan Muhammed dibawa ke rumah sakit saat demam dan tak bisa buang air kecil. Tapi para dokter memberikan perawatan penyakit malaria kepada Muhammed, kemudian kondisinya semakin memburuk.
Tim medis kemudian mengatakan Muhammed harus dirawat di Senegal - negara tetangga - di mana layanan kesehatannya dianggap lebih baik. Awalnya ada pemulihan sementara, tapi tak juga berhasil menyelamatkan nyawanya.
Kijera marah dengan negaranya yang tidak memiliki sistem layanan kesehatan yang memadai, dan dia terpaksa berobat ke luar negeri.
"Kalau saja ada peralatan dan pengobatan yang benar, maka anak saya dan anak-anak lainnya bisa diselamatkan," ungkapnya.
(Susi Susanti)