2,2 Juta Balita di Yaman Menderita Kelaparan, Ancaman Kelaparan Semakin Parah

Susi Susanti, Jurnalis
Kamis 20 Oktober 2022 10:12 WIB
Anak-anak Yaman terancam kelaparan yang semakin parah (Foto: AP)
Share :

Perang di Ukraina memperburuk situasi. Makanan orang Yaman sangat bergantung pada gandum. Ukraina memasok sekitar 40% kebutuhan biji-bijian Yaman, sampai invasi Rusia memotong aliran itu. Harga makanan di Yaman kini 60% lebih tinggi daripada harga tahun lalu, dan bagi banyak orang di negara tersebut ketidakmampuan membeli pangan bisa berarti kematian.

“Yaman telah mengalami tiga kali pukulan akibat invasi Rusia ke Ukraina,” kata Peter Salisbury, pakar Yaman di International Crisis Group.

“Pertama, dengan hilangnya pasokan makanan dari Ukraina dan harga yang lebih tinggi di pasar internasional. Kemudian, dengan harga bahan bakar yang lebih tinggi. Dan ketiga, dengan pergeseran fokus internasional,” lanjutnya.

Perang telah berkecamuk selama delapan tahun di Yaman antara pemberontak Syiah Houthi dan pasukan propemerintah yang didukung oleh koalisi negara-negara Teluk Arab yang mayoritas penduduknya Sunni. Pada 2014, Houthi yang didukung Iran menduduki Yaman Utara dan ibu kota negara itu, Sanaa, dan memaksa pemerintah yang diakui secara internasional melarikan diri ke Arab Saudi. Sejak itu, lebih dari 150.000 orang tewas akibat kekerasan dan 3 juta orang mengungsi. Dua per tiga penduduk terpaksa harus mendapatkan bantuan pangan.

Bantuan pangan sendiri tidak sesuai dengan yang dibutuhkan. Badan pangan PBB telah memotong jatah pangan jutaan orang karena kekurangan dana yang kritis dan melonjaknya harga pangan global.

Menurut Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan, atau OCHA, Program Pangan Dunia (WFP) selama berbulan-bulan memprioritaskan 13,5 juta orang Yaman yang paling rentan.

PBB mengatakan bahwa pada akhir September, rencana respons kemanusiaan untuk Yaman hanya memperoleh USD2 miliar (Rp31 triliun) dari USD4,27 miliar (Rp66 triliun) yang dibutuhkan untuk memberikan bantuan kemanusiaan dan layanan perlindungan yang menyelamatkan jiwa kepada 17,9 juta orang.

(Susi Susanti)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya