YANGOON - Sebuah serangan udara yang menargetkan salah satu kelompok pemberontak etnis terbesar Myanmar telah menewaskan sedikitnya 50 orang dan melukai sekitar 100 orang.
Jumlah korban tewas diberikan Kolonel Naw Bu, juru bicara Tentara Kemerdekaan Kachin (KIA) kepada BBC.
Saksi mata di Negara Bagian Kachin, Myanmar utara, mengatakan pesawat menjatuhkan tiga bom pada konser yang diselenggarakan oleh KIA di desa Kansi.
Penduduk desa mengatakan tidak ada peringatan sebelum penyerangan. Konser di Kansi itu digelar untuk menandai ulang tahun ke-62 kampanye tentara pemberontak untuk otonomi.
Baca juga: 8 Orang Lakukan Ritual Boneka Seks di Kuil Myanmar, Tuai Kecaman Warganet
Saksi mata melaporkan tiga ledakan besar sekitar pukul 20:30 (14:00 GMT) waktu setempat pada Minggu (23/10/2022). Mereka mengobrak-abrik kelompok bangunan di pangkalan dan menyebabkan banyak korban di antara penonton.
Baca juga: Ledakan Bom di Penjara Terbesar Myanmar Tewaskan Setidaknya 8 Orang
Di antara mereka yang tewas diyakini ada empat penyanyi Kachin yang populer. Saksi mata mengatakan militer memblokir petugas medis yang mencoba memindahkan yang terluka ke kota terdekat Hpakant, yang memiliki rumah sakit.
Seperti diketahui, Negara Bagian Kachin ini telah diperebutkan dengan sengit selama bertahun-tahun oleh militer dan pemberontak Kachin karena tambang batu gioknya, yang diperkirakan bernilai sekitar USD30 miliar (Rp468 triliun) setahun.
Di sini kerap terjadi pertempuran sebelum dan sesudah kudeta militer tahun lalu, yang menggulingkan pemerintah sipil yang dipimpin oleh Aung San Suu Kyi.
Serangan ini mungkin merupakan pembalasan, atau peringatan, dari militer, atas dukungan yang diberikan pemberontak Kachin kepada kelompok bersenjata lain di Myanmar yang dibentuk untuk melawan kudeta.
(Susi Susanti)