JAKARTA - Para menteri luar negeri Asia Tenggara mulai bertemu di Jakarta pada Kamis, (27/10/2022) untuk membahas bagaimana memulai proses perdamaian yang terhenti di Myanmar yang dikuasai militer, di mana puluhan orang tewas dalam beberapa pekan terakhir ketika kekerasan meningkat.
Pertemuan di sekretariat Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) di ibu kota Indonesia itu tidak akan dihadiri oleh perwakilan dari Myanmar.
Para jenderal Myanmar telah dilarang mengikuti pertemuan tingkat tinggi ASEAN sejak tahun lalu, ketika tentara menggulingkan pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi, menahan dia dan ribuan aktivis dan meluncurkan tindakan keras mematikan yang telah menimbulkan gerakan perlawanan bersenjata.
Beberapa pekan terakhir telah menyaksikan beberapa insiden paling berdarah di Myanmar, termasuk pemboman penjara terbesar Myanmar dan serangan udara di Negara Bagian Kachin pada Minggu, (23/10/2022) yang menurut media lokal menewaskan setidaknya 50 orang.
Ketua ASEAN, Kamboja mengatakan pembicaraan itu bertujuan untuk menghasilkan rekomendasi tentang bagaimana mendorong proses perdamaian menjelang pertemuan puncak blok itu bulan depan.
Myanmar telah diundang untuk mengirim perwakilan non-politik ke pertemuan di Indonesia, tetapi junta tidak setuju, menurut pemerintah tuan rumah, sebagaimana dilansir Reuters.
ASEAN memimpin upaya perdamaian internasional tetapi junta tidak berbuat banyak untuk menghormati komitmennya dalam rencana perdamaian yang disepakati dengan kelompok itu tahun lalu.
Lima poin "konsensus" termasuk penghentian segera kekerasan dan memulai dialog menuju kesepakatan damai, serta memungkinkan utusan ketua ASEAN untuk memfasilitasi mediasi dan bagi ASEAN untuk memberikan bantuan kemanusiaan.
Seorang juru bicara pemerintah militer Myanmar tidak menjawab panggilan telepon yang meminta komentar pada Kamis tetapi kepala junta sebelumnya menyalahkan kurangnya kemajuan dalam mengimplementasikan rencana tersebut pada ketidakstabilan di negara itu dan tantangan pandemi.