Sebulan Tragedi Kanjuruhan, Kondisi Mata Merah Para Korban Membaik

Avirista Midaada, Jurnalis
Rabu 02 November 2022 05:20 WIB
Dokter mata RSSA Malang, dr Triana Budi Sulistya ungkap kondisi mata merah para korban Tragedi Kanjuruhan terus membaik. (MNC Portal/Avirista Midaada)
Share :

MALANG - Satu bulan setelah Tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, kondisi korban yang ditangani Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) mulai membaik. Para korban yang kebanyakan mata merah telah menjalani serangkaian perawatan dan berobat jalan, hingga dua minggu lalu.

Dokter mata RSSA Malang dr Triana Budi Sulistya menyatakan, ada 8 hingga 9 orang korban Tragedi Kanjuruhan yang berobat di RSSA dengan keluhan mata memerah. Kini, setelah hampir sebulan tragedi Kanjuruhan mata para korban ini berangsur-angsur membaik, meksipun kondisi mata merahnya belum hilang sama sekali.

"Semuanya membaik, walaupun merahnya belum hilang sama sekali. yang perlu dipahami adalah merah ini bukan sesuatu yang mengkhawatirkan, untuk terjadi kebutaan karena letak merah ini relatif itu superfisial atau di permukaan kondisi bola mata," ucap Triana Budi, saat konferensi pers di RSSA Malang, pada Selasa (1/11/2022).

Triana menuturkan, faktor merah di mata bisa disebabkan beberapa hal, mulai karena adanya cairan gas air mata yang masuk, kemudian diusap-usap, bisa juga karena faktor adanya benturan. Namun pihaknya belum mengetahui penyebab pastinya, sebab tidak ada penelitian atau kajian lebih lanjut dari tim kedokteran mata di RSSA.

"Penyebab pastinya yang kami tahu ada perdarahan seperti itu tetapi sebetulnya bagi kami itu bukan sesuatu hal yang terlalu mengkhawatirkan ya, karena ini bukan bukan kondisi yang menuju atau berpotensi untuk kebutaan, sama sekali tidak gitu," tuturnya.

Namun, pengecualian kepada para korban meninggal dunia yang matanya tak bisa tertutup, yang kemungkinan besar disebabkan oleh faktor trauma juga di matanya.

"Karena pasien ini tidak sadar, sehingga tidak bisa menutup dengan sempurna ya, dan itu bisa terjadi pada hampir semua pasien yang tidak sadar," ungkapnya.

Secara garis besar yang berobat di RSSA Malang dengan keluhan mata memerah sudah membaik. Bahkan, ada seorang pasien mata yang berobat dua minggu yang kontrol di luar RSSA, sudah tidak terlihat lagi matanya yang merah.

"Kontrol terakhir itu sekitar 2 minggu yang lalu, semuanya menunjukkan kondisi yang baik, kalau di luar, di luar rumah sakit ini kemarin ada satu pasien kami yang kontrol, sudah hampir tidak terlihat sama sekali, kondisi merahnya," paparnya.

Sebagai informasi, sebulan pasca tragedi masih ada satu pasien korban tragedi Kanjuruhan yang tersisa menjalani perawatan di ruang ICU RSSA Malang. Satu pasien ini mengalami trauma pada paru-paru dan infeksi di rongga paru-paru, yang membuatnya harus menjalani perawatan dengan alat bantu napas.

Total hingga Selasa sore (1/11/2022) ada 135 korban meninggal dunia, sedangkan 660 orang terkonfirmasi luka-luka dengan rincian 24 orang, luka sedang 50 orang, luka ringan 586 orang. Para korban mayoritas berdesakan meninggalkan stadion karena semprotan gas air mata polisi ke arah tribun penonton. Akibat para penonton mengalami sesak napas dan terjadi penumpukan hingga insiden terinjak-injak di pintu keluar stadion.

Pasca kejadian ini, tim investigasi bentukan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit menetapkan enam tersangka, yakni Direktur Utama (Dirut) PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku penanggungjawab kompetisi, Ketua Panpel Arema Abdul Harris, Sekuriti Officer Suko Sutrisno.

Sedangkan tiga tersangka lain yakni Kabag Ops Polres Malang Kompol Wahyu Setyo Pranoto, Kasat Samapta Polres Malang AKP Bambang Sidiq Achmadi, dan Komandan Kompi (Danki) 3 Brimob Polda Jawa Timur AKP Hasdarmawan. Keenam tersangka telah ditahan di Polda Jawa Timur setelah menjalani serangkaian pemeriksaan di Mapolda Jawa Timur.

(Erha Aprili Ramadhoni)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya