Abdeslam, warga negara Maroko Prancis dari Belgia, mengklaim bahwa dia sengaja menarik diri dari serangan teror pada November 2015 di mana teroris ISIS lainnya termasuk saudaranya sendiri meledakkan diri.
Dia menggambarkan dirinya sebagai 'Tentara dengan Negara Islam', dan bagian dari 'unit komando' yang menyerang stadion olahraga nasional Stade de France di Paris, bersama dengan enam restoran dan bar, dan gedung konser musik Bataclan.
Jaksa mengatakan bahwa rompi peledak Abdeslam tidak berfungsi dan dia kemudian melarikan diri dari ibu kota Prancis beberapa jam setelah serangan tersebut.
Beberapa hari setelah penangkapannya pada Maret 2016, menyusul perburuan empat bulan yang berakhir dengan baku tembak di Brussel, pembom bunuh diri yang merupakan bagian dari sel yang sama menyerang di bandara kota dan di Metro, menewaskan 32 orang dan melukai ratusan lainnya.
Abdeslam juga divonis 20 tahun penjara di Brussel atas baku tembak yang menyertai penangkapannya.
Tidak ada komentar langsung dari penasihat hukum Abdeslam mengenai pernikahannya.
(Rahman Asmardika)