Agung tak bisa membayangkan bila Imam Soedja'i hadir dalam konferensi TKR di Yogyakarta itu kemungkinan besar terpilihnya cukup besar. Apalagi mayoritas para komandan divisi itu pangkatnya hanya kolonel.
"Pak Sudirman yang akhirnya terpilih sebagai Panglima Besar pangkatnya kolonel, yang menguasai daerah Banyumas. Bayangkan waktu pemilihan kemudian panglima divisi Untung Suropati datang ke sana, sejarah bisa berubah kira-kira," tegasnya.
Tetapi sekali lagi Imam Soedja'i seseorang yang tak gila jabatan, secara pribadi ia menyampaikan permintaan maafnya kepada Bung Karno karena tidak bisa datang. Di bulan - bulan September sampai November 1945 itulah Imam Soedja'i menjadi tokoh penting pergerakan bersama KH. Masjkur melatih dan menggerakkan pasukan arek - arek Malang dan sekitarnya berperang di Surabaya.
"Seandainya Imam Soedja'i tidak berangkat ke Surabaya, mungkin dia dipilih jadi panglima TKR, tapi Imam Soedja'i memilih lebih bertempur dengan pasukannya, membantu rakyat Surabaya. Itu pengorbanan yang luar biasa, Imam Soedja'i ini juga sahabat dekatnya Bung Karno," pungkasnya.
(Awaludin)