Ketan, kolak dan apem sebagai lambang permohonan maaf atas segala kesalahan orang baik yang masih hidup maupun leluhur yang sudah mendahului.
Untuk sesaji gedang ayu dan suruh ayu dimana gedang setangkep (dua) dibentuk seperti tangan yang sedang berdoa untuk leluhur yang sudah mendahului.
Kemudian sega ambegan maknanya agar arwah yang meninggal maupun sanak keluarga yang masih hidup kelak akan mendapat pambenganing pangeran atau selalu mendapat ampun atas segala dosanya dan diterima di sisiNya.
"Semua itu merupakan perlambang kesalahan manusia agar bisa dimaafkan sang Khalik," pungkas Gusti Wandansari.
(Khafid Mardiyansyah)