LONDON - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Rusia pada Rabu (23/11/2022) mengkritik Ukraina sebagai "tak bertuhan", "liar" dan "tak bermoral" atas penggerebekan di Gereja Kristen Ortodoks di Kiev.
Dinas keamanan (SBU) dan polisi Ukraina diketahui menggerebek kompleks Pechersk Lavra atau Gereja Gua di Kiev yang berusia 1.000 tahun pada Selasa (22/11/2022) pagi sebagai bagian dari operasi untuk melawan dugaan "aktivitas subversif oleh pasukan khusus Rusia".
Kompleks itu merupakan bangunan bersejarah dan menjadi pusat sayap Gereja Ortodoks Ukraina dukungan Rusia yang berada di bawah Patriarki Moskow.
Pada Rabu (23/11/2022), Juru Bicara Kemenlu Rusia Maria Zakharova mengatakan penggerebekan itu tidak dapat dibenarkan.
Dia membandingkan "rezim Kiev" dengan Bacchus, dewa anggur Romawi yang namanya di Rusia sering dikaitkan dengan kekacauan, kekisruhan dan pesta pora.
Baca juga: Buka Konferensi Lintas Agama, Paus: Agama Tidak Membenarkan Kejahatan Perang
"Ini hanya semacam Bacchanalia yang sangat tak bertuhan. Tak ada justifikasi dan penjelasan tentang hal ini. Dan tak mungkin ada," terangnya kepada radio Sputnik, dikutip Antara.
"Ini adalah bagian lain dari tindakan yang sangat tak bermoral dan liar dari rezim Kiev,” lanjutnya.
Gereja Ortodoks Rusia mengatakan pada Selasa (22/11/2022) bahwa penggerebekan itu merupakan "aksi intimidasi".
Seperti diketahui, Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari lalu dengan dalih melakukan "operasi khusus" untuk melucuti militer negara tetangganya itu.
Ukraina dan Barat menyebut dalih itu sebagai pembenaran perang yang telah menewaskan ribuan orang, mengusir jutaan lainnya, dan menghancurkan kota-kota.
(Susi Susanti)