Situasi Kritis, Jepang Catat Rekor Terendah Jumlah Kelahiran

Rahman Asmardika, Jurnalis
Selasa 29 November 2022 13:20 WIB
Foto: Reuters.
Share :

TOKYO - Jumlah bayi yang lahir di Jepang tahun ini berada di bawah rekor terendah tahun lalu, yang digambarkan oleh juru bicara pemerintah sebagai "situasi kritis". Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno menjanjikan langkah-langkah komprehensif untuk mendorong lebih banyak pernikahan dan kelahiran di antara warga Jepang.

BACA JUGA: 'Resesi Seks' China, Perjuangan Putus Asa untuk Miliki Lebih Banyak Bayi

Total 599.636 kelahiran Jepang pada Januari-September adalah 4,9 persen di bawah angka tahun lalu, menunjukkan jumlah kelahiran pada 2022 mungkin turun di bawah rekor terendah tahun lalu yaitu 811.000 bayi, kata Matsuno.

Jepang adalah ekonomi terbesar ketiga di dunia tetapi biaya hidup tinggi dan kenaikan upah lambat. Pemerintah konservatif telah tertinggal dalam membuat masyarakat lebih inklusif bagi anak-anak, perempuan, dan minoritas.

BACA JUGA: Resesi Seks di Asia Timur Jadi Sorotan, Salah Satu Penyebabnya Enakan Masturbasi!

Sejauh ini, upaya pemerintah untuk mendorong masyarakat agar memiliki lebih banyak bayi berdampak terbatas meskipun telah dilakukan pembayaran subsidi untuk kehamilan, persalinan, dan perawatan anak.

“Kecepatannya bahkan lebih lambat dari tahun lalu… Saya mengerti bahwa ini adalah situasi kritis,” kata Matsuno sebagaimana dilansir AFP.

Banyak anak muda Jepang yang menolak keras untuk menikah atau memiliki keluarga, berkecil hati karena prospek pekerjaan yang suram, perjalanan yang berat, dan budaya perusahaan yang tidak sesuai dengan kedua orang tua yang bekerja.

Jumlah kelahiran di Jepang telah menurun sejak 1973, ketika mencapai puncaknya sekira 2,1 juta. Jumlah kelahiran itu diproyeksikan akan turun menjadi 740.000 pada 2040.

Populasi Jepang lebih dari 125 juta telah menurun selama 14 tahun dan diproyeksikan turun menjadi 86,7 juta pada 2060.

Populasi yang menyusut dan menua memiliki implikasi besar bagi ekonomi dan keamanan nasional karena negara tersebut membentengi militernya untuk melawan ambisi teritorial China yang semakin tegas.

Sebuah panel yang ditugaskan oleh pemerintah menyerahkan laporan kepada Perdana Menteri Fumio Kishida pekan lalu mengutip angka kelahiran yang rendah dan penurunan populasi sebagai faktor yang mengancam mengikis kekuatan nasional Jepang.

(Rahman Asmardika)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya