RUSIA – Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan ancaman perang nuklir meningkat, tetapi menegaskan Rusia tidak "gila" dan tidak akan menggunakan senjata nuklirnya terlebih dahulu.
Putin bersikeras bahwa negaranya hanya akan menggunakan senjata pemusnah massal sebagai tanggapan atas serangan.
Kapasitas Rusia untuk menggunakan senjata nuklir telah mendapat pengawasan yang meningkat sejak menginvasi Ukraina pada Februari lalu.
Baca juga: Kepala Intelijen Rusia Tuding Barat Jadi 'Biang Keladi' Atas Ketegangan Nuklir
"Ancaman seperti itu berkembang, akan salah untuk menyembunyikannya," Putin memperingatkan saat berbicara tentang prospek perang nuklir melalui tautan video dari Moskow, dikutip BBC.
Baca juga: Menlu Rusia: Perang di Ukraina Pengaruhi Harapan Pembicaraan Nuklir
Namun dia menegaskan bahwa Rusia dalam keadaan apa pun tidak akan menggunakan senjata terlebih dahulu, dan tidak akan mengancam siapa pun dengan persenjataan nuklirnya.
"Kami tidak gila, kami menyadari apa itu senjata nuklir," katanya,.
"Kami tidak akan berkeliling dunia mengacungkan senjata ini seperti pisau cukur,” lanjutnya.
Sementara itu, potensi kritik terhadap invasi Putin dihalangi di hadapan dewan hak asasi manusia.
Pada pertemuan yang digelar Rabu (7/12/2022), 10 anggota dewan yang menyatakan keraguan tentang perang telah disingkirkan. Sebagai gantinya, pengganti pro-perang dibawa masuk.
Menurut kantor berita independen Rusia Verstka, subyek yang akan dibahas selama pertemuan juga telah diperiksa sebelumnya.
Dalam beberapa pekan terakhir, doktrin nuklir Rusia telah mendapat sorotan ketat tentang kapan senjata nuklir dapat digunakan, khususnya senjata "taktis" yang mungkin dilepaskan di medan perang di Ukraina.
Senjata nuklir taktis digunakan dalam pertempuran, berlawanan dengan senjata "strategis" yang lebih besar yang dirancang untuk menyebabkan kehancuran besar-besaran.
(Susi Susanti)