RUSIA - Para pemimpin Barat telah menyatakan keprihatinan tentang skala perang nuklir di Ukraina yang dilakukan pejabat senior Rusia. Termasuk Presiden Rusia Vladimir Putin, terutama setelah invasi pada Februari lalu.
Bagaimana Moskow bereaksi terhadap tuduhan terlibat dalam retorika dan ancaman seperti itu? Sergei Naryshkin, Kepala Badan Intelijen Asing Rusia (SVR), menanggapi kritik internasional melalui BBC.
Dia membantah retorika nuklir Rusia, meskipun retorika itu cukup banyak muncul. Naryshkin mengarahkan jarinya kembali ke Barat. Ini artinya dia menunjuk Barat sebagai ‘biang keladinya’.
Baca juga: 4 Wilayah Ukraina Gelar Referendum Gabung Rusia, Pengamat: Putin Beri Ultimatum Perang Nuklir!
"Apakah Anda akan menyatakan dengan tegas bahwa Rusia tidak akan menggunakan senjata nuklir di Ukraina atau terlibat dalam tindakan provokatif lainnya, seperti meledakkan bom kotor, atau meledakkan bendungan?,” tanya BBC.
Baca juga: Sekjen PBB Peringatkan 'Kemusnahan Umat Manusia oleh Senjata Nuklir'
Kepala mata-mata Rusia tidak menjawab pertanyaan itu secara langsung. "Kami, tentu saja, sangat prihatin dengan retorika Barat tentang kemungkinan penggunaan senjata nuklir," jawab Naryshkin.
"Kemarin menteri pertahanan Rusia berbicara melalui telepon dengan rekan-rekannya dari Turki, AS dan Prancis. Dia memberi tahu mereka tentang kemungkinan rencana kepemimpinan Ukraina untuk menggunakan apa yang disebut 'bom nuklir kotor'," lanjutnya.
"Tapi tidak ada bukti untuk mendukung klaim itu," balas BBC.