Pada sisi lain Safrizal mengatakan, kondisi cuaca yang terhitung ekstrem terutama dalam kaitan musim hujan, membuat ada produksi jagung petani yang tak bisa dijemur, sementara itu adalah jalan satu satunya, karena pabrik hanya menerima jagung dalam kondisi rendemen air tertentu, termasuk tingkat prosentase patahannya.
“Ini benar benar karena faktor cuaca dan bukan justru sebagai upaya pembiaran. Insya Allah tahun mendatang kita akan mencari solusi, misalnya membuat pengeringan masinal, tergantung kondisi keuangan daerah,” katanya.
Sementara Pj Bupati Aceh Barat yang dihubungi secara terpisah, mengaku telah menginstruksikan jajarannya untuk membuka dan mengkoordinsikan jalur pemasaran komodity jagung petani Aceh Barat.
“Saya sendiri juga telah menghubungi langsung pihak pabrikan, alhamdulillah mereka menanggapi dengan sangat positif,” ujar Mahdi.
(Karina Asta Widara )