4. Enam Juta Gulden Maknai Enam Butir 'Sate'
Biaya enam juta gulden itu dilambangkan dengan sejumlah benda bulat yang menyerupai butir 'sate' yang berjumlah enam buah. Banyak spekulasi lain soal bentuk benda bulat yang ditusuk tiang ini, ada yang menyebutnya sate, jambu air hingga melati yang berjumlah enam buah.
Penyebutan Gedung Sate ini muncul sebelum tahun 1936, terbukti dari buku Perhimpoenan Saudara yang terbit tahun 1936.
5. Gunakan Fondasi Seperti Candi
Fondasi yang digunakan Gedung Sate menggunakan batuan andesit seperti yang digunakan candi-candi di Jawa Tengah dan Jawa Temur. Ornamen pilar dan relung-relung bergaya Eropa terdapat di seluruh bagian Gedung.
Pada bagian atap digunakan sirap khas Nusantara yang dipadukan dengan konstruksi berangka baja yang menjadikannya sebagai bangunan besar pertama di Hindia Belanda yang menggunakan teknologi ini.
Bangunan utama Gedung Sate menghadap ke arah Gunung Tangkuban Perahu di barat, tujuannya agar mendapatkan pencahayaan alami dari sinar matahari di waktu siang hari.
(Fahmi Firdaus )