JAKARTA - James Bond menjadi fantasi ideal terkait kekerenan menjadi seorang agen rahasia. Jago bela diri, memiliki persenjataan canggih, susah mati, dan selalu ditemani wanita cantik. Namun, apakah faktanya demikian?
Melansir BBC, Jumat (6/1/2023), dalam wawancara dengan enam orang anggota dari tiga badan intelijen Inggris, MI5, GCHQ dan MI6, mengenai pengalaman mereka mengabdi sebagai mata-mata Britania ditemukan fakta menarik.
BACA JUGA: Timnas Imbang Lawan Vietnam, Jokowi : Pemain Sudah Bekerja Keras Mati-matian
Keenam orang yang menggunakan nama samaran tersebut menanggapi anggapan umum masyarakat luas soal mata-mata.
Bekerja untuk badan intelijen MI6 bagi mereka rasanya tidak seperti James Bond. Bahkan mendekati pun tidak.
BACA JUGA:Theme Song Satu Abad NU Diluncurkan: Ditulis Gus Mus, Diaransemen Tohpati
"Kami sering dibilang seperti itu," ujar Kate, yang bekerja untuk Dinas Intelijen Rahasia atau MI6 selama 10 tahun.
"Jelas kami menyukainya karena pekerjaan ini cukup glamor. Tapi, kami tidak mengendarai Aston Martin atau perahu cepat atau moda transportasi keren lainnya. Kami lebih sering naik bus atau kereta bawah tanah."
John, yang telah menghabiskan 15 tahun bekerja untuk MI6 di dalam dan luar negeri, angkat bicara.
"Mitos-mitos soal membawa senjata, minum martini, itu tidak berlaku. Tapi ada satu aspek dari film itu yang benar. Kami memang punya Q. Dan Q itu sejatinya memang ada," katanya, merujuk sosok kepala riset dan pengembangan dalam film-film James Bond.
"Kami punya sejumlah ahli teknologi brilian yang memasok kami dengan berbagai macam perangkat."