Beberapa laporan mengatakan pesan tersebut meminta uang tebusan mulai dari 300.000 yen (Rp35 juta) hingga 3 juta yen (Rp346 juta).
Pada Selasa (24/1/2023), pesan yang mengancam akan membunuh siswa dan guru dengan senjata rakitan dikirim dari nomor yang sama ke sekolah menengah di berbagai prefektur termasuk Osaka, serta Saitama dan Ibaraki di dekat Tokyo.
Ancaman tersebut membuat banyak sekolah di Jepang ditutup sebagai tindakan pencegahan, meskipun sebagian besar telah dibuka kembali pada Kamis (26/1/2023).
(Susi Susanti)