MANILA – Bawang merah tiba-tiba menjadi barang mewah dan langka di Filipina. Apa yang sebenarnya terjadi?
"Tidak ada topping bawang. Setiap restoran menghadapi kekurangan bawang. Anda melihat tandanya di mana-mana,” terang seorang warga.
Menurut statistik resmi, harga bawang melonjak di Filipina menjadi sekitar 700 peso (Rp557.000) per kg pada bulan lalu.
Harga itu lebih tinggi dari harga daging, dan upah minimum harian negara Asia Tenggara itu.
BACA JUGA: Ibu-Ibu! Harga Tomat hingga Bawang Merah Naik Jelang Nataru 2023, Berikut Rinciannya
Rizalda Maunes, pemilik restoran pizza di pusat kota Cebu, mengatakan meski harga telah mereda dalam beberapa pekan terakhir, namun bawang merah masih menjadi barang mewah bagi banyak konsumen.
BACA JUGA: Jaga Inflasi Daerah, Pemerintah Sebar Benih Bawang Merah hingga Cabai
"Kami biasa membeli tiga hingga empat kilogram bawang setiap hari. Sekarang kami membeli setengah kilo, hanya itu yang mampu kami beli," terangnya kepada BBC.
"Pelanggan kami mengerti karena bukan hanya restoran... rumah tangga mengalami kesulitan karena banyak hidangan yang dimaniskan dengan bawang," tambahnya.
Bahan pokok dalam masakan Filipina telah menjadi simbol meningkatnya biaya hidup. Itu terjadi ketika inflasi, yang mengukur kenaikan harga segala sesuatu mulai dari makanan hingga bahan bakar, mencapai level tertinggi baru dalam 14 tahun di negara tropis bulan lalu.