Bennett mengatakan selama mediasinya, Putin membatalkan permintaannya untuk mengupayakan pelucutan senjata Ukraina dan Zelensky berjanji untuk tidak bergabung dengan NATO.
Tidak ada tanggapan langsung dari Kremlin, yang sebelumnya membantah klaim Ukraina bahwa Rusia berniat membunuh Zelensky.
Seorang pembantu presiden Ukraina membantah komentar Bennett.
"Klaim mantan pejabat tentang 'mediasi' bahwa Putin diduga memberikan 'jaminan untuk tidak membunuh' dan 'Barat menyela negosiasi yang menjanjikan' adalah fiksi," kata Mykhailo Podolyak di Twitter.
Podolyak mengatakan "operasi militer khusus" Rusia bukan tentang perluasan NATO, jaminan keamanan atau sanksi, melainkan berdasarkan keinginan Moskow untuk "menghancurkan Ukraina dan membunuh warga Ukraina".
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba juga berkomentar mengatakan Putin adalah "ahli pembohong".
“Di masa lalu, Putin telah berjanji untuk tidak menduduki Krimea, tidak melanggar perjanjian Minsk, tidak menginvasi Ukraina, namun dia telah melakukan semua hal ini. Jangan tertipu… Setiap kali dia berjanji untuk tidak melakukan sesuatu, itu adalah bagian dari rencananya,” kata Kuleba.
Bennett menjabat sebagai perdana menteri selama enam bulan ketika perang pecah pada Februari 2022, tiba-tiba mendorong dirinya ke dalam diplomasi internasional setelah dia menempatkan Israel di jalan tengah yang tidak nyaman antara Rusia dan Ukraina.
(Rahman Asmardika)