Mengapa Gempa Turki dan Suriah Begitu Mematikan?

Agregasi BBC Indonesia, Jurnalis
Rabu 08 Februari 2023 05:58 WIB
Gempa Turki/Doc: BBC
Share :

 

JAKARTA - Gempa dahsyat yang terjadi di wilayah tenggara Turki, yang dekat dengan perbatasan Suriah, pada Senin dini hari, telah memakan korban 5.000an orang lebih.

Gempa yang terjadi di dekat kota Gaziantep, disusul oleh banyak gempa susulan yang salah satunya berkekuatan hampir sama besar dengan gempa pertama.

 BACA JUGA:Menkominfo Akan Diperiksa Kejagung Terkait Anggaran Rp10 Triliun Proyek BTS 4G

Gempa yang mengguncang Turki ini tergolong besar, berdasarkan magnitudonya sebesar 7,8. Gempa ini mengguncang hingga 100 kilometer dari garis patahan, menyebabkan kerusakan serius pada bangunan-bangunan di sekitar patahan.

"Dari gempa-gempa paling mematikan pada tahun-tahun tertentu, hanya dua di antaranya yang berkekuatan sama dalam 10 tahun terakhir, lalu empat gempa bumi pada 10 tahun sebelumnya lagi," kata Kepala Institut pengurangan Risiko dan Bencana di University College London Profesor Joanna Faure Walker dilansir dari BBC, Rabu (8/2/2023).

 BACA JUGA:10 Korban Pencabulan Mama Muda Jalani Trauma Healing

Namun bukan hanya kekuatan getarannya yang menyebabkan kehancuran. Gempa ini mengguncang pada dini hari, ketika orang-orang berada di dalam rumah dan sedang tidur. Salah satu faktor lainnya yang turut berkontribusi adalah kekokohan bangunan.

"Sayangnya, ketahanan infrastruktur di Turki Selatan, terutama Suriah, kurang baik, jadi penyelamatan nyawa saat ini sangat bergantung pada respons. 24 jam ke depan sangat penting untuk menemukan korban. Setelah 48 jam, jumlah yang bisa diselamatkan akan berkurang drastis."

Ini merupakan wilayah di mana tidak ada gempa bumi besar selama lebih dari 200 tahun, sehingga kesiapsiagaan masyarakat lebih rendah dibandingkan wilayah yang lebih terbiasa menghadapi gempa.

Penyebab gempa

Gempa di Turki-Suriah terjadi karena adanya pergerakan lempeng-lempeng Bumi. Dalam kasus ini, lempeng Arab bergerak ke utara dan bergesekan dengan lempeng Anatolia.

Gesekan dari lempeng-lempeng itu yang memicu gempa bumi sangat merusak di masa lalu.

Setelah gempa pada Senin, sudah ada sejumlah gempa susulan. Para ahli memperkirakan trennya akan sama dengan gempa besar yang sebelumnya terjadi di wilayah ini.

Cara mengukur gempa

Gempa bumi diukur menggunakan Skala Magnitudo Momen (Mw). Ini menggantikan ukuran skala Richter yang lebih dikenal, namun kini dianggap usang dan kurang akurat.

Angka kekuatan gempa mewakili kombinasi dari seberapa jauh garis patahan bergerak serta gaya yang menggerakknya.

Getaran gempa sebesar 2,5 atau lebih kecil biasanya tidak dapat dirasakan, tetapi dapat dideteksi menggunakan alat.

Gempa berkekuatan hingga magnitudo 5 dapat dirasakan dan menyebabkan kerusakan ringan.

Gempa Turki yang berkekuatan 7,8 diklasifikasikan sebagai gempa besar dan biasanya menyebabkan kerusakan serius, seperti yang terjadi dalam kasus ini.

(Nanda Aria)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya