JAKARTA - Gempa dahsyat yang terjadi di wilayah tenggara Turki, yang dekat dengan perbatasan Suriah, pada Senin dini hari, telah memakan korban 5.000an orang lebih.
Gempa yang terjadi di dekat kota Gaziantep, disusul oleh banyak gempa susulan yang salah satunya berkekuatan hampir sama besar dengan gempa pertama.
BACA JUGA:Menkominfo Akan Diperiksa Kejagung Terkait Anggaran Rp10 Triliun Proyek BTS 4G
Gempa yang mengguncang Turki ini tergolong besar, berdasarkan magnitudonya sebesar 7,8. Gempa ini mengguncang hingga 100 kilometer dari garis patahan, menyebabkan kerusakan serius pada bangunan-bangunan di sekitar patahan.
"Dari gempa-gempa paling mematikan pada tahun-tahun tertentu, hanya dua di antaranya yang berkekuatan sama dalam 10 tahun terakhir, lalu empat gempa bumi pada 10 tahun sebelumnya lagi," kata Kepala Institut pengurangan Risiko dan Bencana di University College London Profesor Joanna Faure Walker dilansir dari BBC, Rabu (8/2/2023).
BACA JUGA:10 Korban Pencabulan Mama Muda Jalani Trauma Healing
Namun bukan hanya kekuatan getarannya yang menyebabkan kehancuran. Gempa ini mengguncang pada dini hari, ketika orang-orang berada di dalam rumah dan sedang tidur. Salah satu faktor lainnya yang turut berkontribusi adalah kekokohan bangunan.
"Sayangnya, ketahanan infrastruktur di Turki Selatan, terutama Suriah, kurang baik, jadi penyelamatan nyawa saat ini sangat bergantung pada respons. 24 jam ke depan sangat penting untuk menemukan korban. Setelah 48 jam, jumlah yang bisa diselamatkan akan berkurang drastis."