Ini merupakan wilayah di mana tidak ada gempa bumi besar selama lebih dari 200 tahun, sehingga kesiapsiagaan masyarakat lebih rendah dibandingkan wilayah yang lebih terbiasa menghadapi gempa.
Penyebab gempa
Gempa di Turki-Suriah terjadi karena adanya pergerakan lempeng-lempeng Bumi. Dalam kasus ini, lempeng Arab bergerak ke utara dan bergesekan dengan lempeng Anatolia.
Gesekan dari lempeng-lempeng itu yang memicu gempa bumi sangat merusak di masa lalu.
Setelah gempa pada Senin, sudah ada sejumlah gempa susulan. Para ahli memperkirakan trennya akan sama dengan gempa besar yang sebelumnya terjadi di wilayah ini.
Cara mengukur gempa
Gempa bumi diukur menggunakan Skala Magnitudo Momen (Mw). Ini menggantikan ukuran skala Richter yang lebih dikenal, namun kini dianggap usang dan kurang akurat.
Angka kekuatan gempa mewakili kombinasi dari seberapa jauh garis patahan bergerak serta gaya yang menggerakknya.
Getaran gempa sebesar 2,5 atau lebih kecil biasanya tidak dapat dirasakan, tetapi dapat dideteksi menggunakan alat.
Gempa berkekuatan hingga magnitudo 5 dapat dirasakan dan menyebabkan kerusakan ringan.
Gempa Turki yang berkekuatan 7,8 diklasifikasikan sebagai gempa besar dan biasanya menyebabkan kerusakan serius, seperti yang terjadi dalam kasus ini.
(Nanda Aria)