NEW YORK - Lebih dari enam bulan setelah Amerika Serikat (AS) membunuh pemimpin al-Qaeda Ayman al-Zawahiri dalam serangan udara di Kabul, Afghanistan, kepemimpinan kelompok teror itu secara diam-diam tampaknya beralih ke penerusnya di Iran.
Sebuah laporan baru dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), berdasarkan intelijen negara anggotanya menyimpulkan, Saif al-Adel menjadi pemimpin de facto al-Qaeda, mewakili berlanjutnya pimpinan sekarang.
Al-Qaeda sendiri diam tentang status kepemimpinannya, setelah serangan 31 Juli yang menewaskan al-Zawahiri, namun laporan itu menunjukkan dua alasan mengapa mereka diam.
BACA JUGA: Osama bin Laden Uji Senjata Kimia pada Anjing Peliharaan, Bawa Anaknya ke Kamp Pelatihan Teroris
“Kepemimpinan Al-Adel tidak bisa diumumkan karena al-Qaeda mempertimbangkan keprihatinan Taliban Afghanistan yang tidak mengakui kematian [Ayman] al-Zawahiri di Kabul dan kehadiran (al-Adel) di Republik Islam Iran,” kata laporan itu, dikutip VOA.
BACA JUGA: Kritik Piala Dunia 2022 di Qatar, Al Qaeda: Membawa Orang Tak Bermoral dan Homoseksual
“Lokasi keberadaannya menimbulkan pertanyaan yang berkaitan dengan ambisi al-Qaeda untuk memaksakan kepemimpinan sebuah gerakan global dalam menghadapi tantangan-tantangan, termasuk dari saingannya, kelompok teroris ISIS,” tambah laporan itu.
Sementara itu, badan intelijen Barat, termasuk Amerika, telah lama menganggap al-Adel kemungkinan sebagai penerus al-Zawahiri. AS menggambarkan mantan perwira pasukan khusus Mesir itu sebagai komandan yang andal dengan pengalaman operasional yang luas di berbagai lokasi.
(Susi Susanti)