Para ibu di Kamp Al-Roj berusaha melindungi putra mereka dari perbudakan seks dan meminta otoritas kamp untuk memindahkan putra mereka ke pusat rehabilitasi.
Pejabat SDF telah menerapkan kebijakan untuk memindahkan anak laki-laki yang telah masuk masa pubertas ke fasilitas rehabilitasi. Di sana, para bocah itu akan mendapatkan konseling anti ekstremisme dan persiapan diintegrasikan kembali ke masyarakat.
Banyak wanita ISIS, yang sering juga disebut sebagai “pengantin ISIS”, dan anak-anak mereka, menolak direpatriasi ke negara dan tempat asal mereka ketika tertangkap. Beberapa melahirkan secara rahasia dan berharap dapat menambah populasi ISIS, sambil menunggu dibebaskan dari kamp tahanan oleh kelompok teror itu.
(Rahman Asmardika)