Emil Saliani, yang berasal dari Ukraina, sudah tinggal di Thailand selama beberapa tahun. Dia bekerja sebagai agen penjualan properti dan mitra pengembangan Wyndham Grand dan Natai Beach Resort di Phuket.
"Kami memiliki hotel baru dan satu hotel (yang terletak di) tepi pantai, dan tingkat hunian kami hampir 100 persen. Sekarang kami memiliki lebih dari 50 persen orang Rusia yang tinggal selama 10-14 hari. Tidak ada masalah," kata Saliani.
Pada tahun lalu, ribuan turis Rusia terjebak di Thailand menyusul pengenaan sanksi Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Barat lainnya terhadap Rusia.
Penangguhan layanan kartu kredit Visa dan MasterCard dan penghapusan bank Rusia dari jaringan keuangan SWIFT mengakibatkan warga Rusia tidak bisa mengakses dana pribadi karena nilai tukar Rubel anjlok.
Kini, Rusia masih menghadapi sanksi berat seiring berlanjutnya perang di Ukraina.
“Alasan investasi karena ingin memindahkan uang (dari Rusia),” kata Saliani. "Ini situasi yang buruk. Mereka mengkhawatirkan mata uangnya."