GUNUNG Bromo menjadi salah satu gunung suci yang konon dijadikan tempat musyawarah para dewa. Kakawin Pararaton mencatat gunung yang ada di perbatasan empat wilayah ini, namun bukan dengan nama Bromo, melainkan dengan Gunung Lejar.
Konon Gunung Bromo juga memiliki keterkaitan sejarah dengan Ken Arok, sebelum jadi penguasa Kerajaan Singasari. Ken Arok yang dikenal sebagai penjahat beberapa kali melarikan diri hingga akhirnya bertemu dengan nenek dari Panitikan, yang bertugas untuk membersihkan tempat bermusyawarah para dewa di puncak Gunung Lejar setiap hari.
Dikisahkan pada "Pemugaran Persada Sejarah Leluhur Majapahit", dari Prof. Slamet Muljana musyawarah para dewa itu konon dilaksanakan setiap hari Rabu Hitam wuku Warigadyan. Konon suatu ketika Ken Arok bermaksud untuk pergi ke Gunung Lejar.
Nenek dari Panitikan sanggup untuk membantunya dan menyembunyikannya jika para dewa datang untuk bermusyawarah. Maka pergilah Ken Arok ke Gunung Lejar bersama nenek dari Panitikan, pada hari Rabu Hitam wuku Warigadyan. Ia disembunyikan di tengah sawah, ditimbuni dengan rumput oleh nenek dari Panitikan untuk mendengar keputusan musyawarah.