Arab Saudi memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran pada 2016 setelah sejumlah demonstran menyerbu pos-pos diplomatik Arab Saudi di Iran, beberapa hari setelah Arab Saudi mengeksekusi seorang ulama Syiah terkemuka.
Ketegangan diantara kedua negara meningkat secara dramatis setelah Amerika pada tahun 2018 secara sepihak menarik diri dari perjanjian nuklir Iran dengan beberapa negara adi daya yang telah disepakati pada 2015.
Sejak saat itu Iran dinilai bersalah atas serangkaian serangan, termasuk yang menarget jantung industri minyak Arab Saudi pada 2019, yang untuk sementara mengurangi separuh produksi minyak mentah negara kerajaan itu. Meskipun awalnya kelompok pemberontak Houthi – yang didukung Iran – mengklaim serangan itu, negara-negara Barat dan sejumlah pakar tetap menyalahkan Iran atas serangan itu. Iran juga membantah melakukan serangan-serangan lain yang dikaitkan dengan negara
(Rahman Asmardika)