Dari menunjuk para menteri dan hakim hingga memilih pimpinan distrik, Akhundzada memutuskan segalanya dalam rezim Taliban. Apakah atau kapan Taliban akan mengizinkan anak perempuan untuk kembali ke sekolah menengah dan perempuan diperbolehkan bekerja adalah masalah yang hanya akan diselesaikan atas perintah Akhundzada.
"Yang pertama, dia takut akan Allah," kata Shahabudin Dilawar, Menteri Pertambangan Taliban, kepada wartawan Afghanistan ketika membicarakan karakter Akhundzada, sebagaimana dilansir dari VOA Indonesia.
"Kedua, dia paham tentang hadis. Dia penafsir Al Quran. Dia adalah seorang faqih (ahli hukum dalam Islam). ... Dalam jihad sebelumnya, putranya menjadi martir dalam serangan bom (bunuh diri) ketika ia menjadi seorang emir."
Identitas anak laki-laki Akhundzada yang melancarkan serangan tersebut masih belum diketahui oleh publik, termasuk informasi soal keluarganya. Seperti yang dikabarkan, Akhundzada memiliki dua orang istri dan 11 anak, namun belum ada konfirmasi resmi mengenai informasi yang beredar tersebut.
(Rahman Asmardika)