Pasangan Lansia Usia 80 Tahun Meninggal Usai Makan Ikan Buntal Beracun

Susi Susanti, Jurnalis
Selasa 11 April 2023 12:58 WIB
Pasangan lansia meninggal dunia usai mengonsumsi ikan buntal di Malaysia (Foto: AFP)
Share :

MALAYSIA - Pasangan lanjut usia (lansia) telah meninggal setelah makan ikan buntal beracun di Malaysia. Akibat kejadian ini, sang putri dari pasangan lansia itu memohon agar diterapkan undang-undang yang lebih kuat untuk mencegah orang lain mengalami nasib yang sama.

Pihak berwenang di negara bagian selatan Johor mengatakan Ng Chuan Sing dan istrinya Lim Siew Guan, keduanya berusia awal 80-an, tanpa sadar membeli setidaknya dua ikan buntal dari penjual online pada 25 Maret lalu.

Pada hari yang sama Lim menggoreng ikan untuk makan siang dan mulai mengalami kesulitan bernapas dan menggigil.

Satu jam setelah makan, suaminya Ng juga mulai menunjukkan gejala yang sama.

Pasangan itu dilarikan ke rumah sakit dan dirawat di unit perawatan intensif, dan Lim dinyatakan meninggal pada pukul 19.00 waktu setempat.

Kemudian Ng jatuh koma selama delapan hari tetapi kondisinya memburuk dan dia meninggal pada Sabtu (8/4/2023) pagi waktu setempat. Hal ini dingkapkan putri pasangan itu, Ng Ai Lee, yang memberikan konferensi pers di rumah pasangan itu pada Minggu (10/4/2023) sebelum pemakaman.

Ng menuntut pertanggungjawaban atas kematian orang tuanya dan hukum yang lebih kuat di Malaysia, di mana setidaknya 30 spesies ikan buntal umumnya ditemukan di perairan sekitarnya.

“Mereka yang bertanggung jawab atas kematian orag tua saya harus dimintai pertanggungjawaban berdasarkan hukum dan saya berharap pihak berwenang akan mempercepat penyelidikan,” terangnya, dikutip CNN.

“Saya juga berharap pemerintah Malaysia akan meningkatkan penegakan hukum dan membantu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang keracunan ikan buntal untuk mencegah kejadian seperti itu terjadi lagi,” lanjutnya.

Undang-undang Malaysia melarang penjualan makanan beracun dan berbahaya seperti daging ikan buntal dan pelanggaran tersebut dapat dikenakan denda sebesar RM10.000 (Rp34 juta) atau hukuman penjara hingga dua tahun.

Meski berbahaya, ikan buntal beracun banyak dijual di pasar basah Malaysia.

“Ini dianggap eksotis dan cenderung menarik konsumen,” kata Aileen Tan, seorang ahli biologi kelautan dan direktur di Pusat Studi Kelautan dan Pesisir Universiti Sains Malaysia.

“Setelah ikan buntal dibersihkan dan dijual dalam bentuk irisan, hampir tidak mungkin masyarakat mengetahui jenis ikan yang mereka beli,” lanjutnya.

“Adapun penjual, apa yang mereka lakukan dapat diperdebatkan jika mereka menyadari (risikonya),” ujarnya.

“Perlu lebih banyak kesadaran tentang risiko mengkonsumsi ikan buntal – mungkin pihak berwenang perlu melihat sertifikasi khusus untuk vendor dan pemasok,” katanya.

Biasanya disebut sebagai 'fugu' – istilah Jepang untuk ikan buntal – daging ikan buntal ini bisa dinikmati sebagai makanan lezat dengan harga tinggi meskipun mengandung racun yang mematikan.

Organ ikan, serta kulit, darah, dan tulangnya, mengandung racun mematikan dalam konsentrasi tinggi yang dikenal sebagai tetrodotoxin. Tertelan dapat dengan cepat menyebabkan kesemutan di sekitar mulut dan pusing, yang dapat diikuti dengan kejang, kelumpuhan pernafasan dan kematian, kata para ahli medis.

Ikan ini paling sering disajikan di restoran Tokyo kelas atas sebagai bahan sashimi dan hot pot tetapi juga menjadi populer di negara-negara seperti Korea Selatan dan Singapura, di mana restoran khusus fugu beroperasi.

Di bawah hukum Jepang, koki fugu harus menjalani magang ekstensif hingga tiga tahun sebelum mereka diberi lisensi dan diizinkan untuk menangani dan menyiapkan ikan untuk dimakan.

Menurut kementerian kesehatan Jepang, Fugu yang disiapkan dengan tidak benar telah ditemukan sebagai salah satu penyebab paling sering keracunan makanan di Jepang.

Tidak ada penawar racun yang diketahui. Terlepas dari bahaya dan risikonya, fugu semakin populer terutama di kalangan pecinta kuliner dan pencari sensasi dan sekarang juga dimakan di negara-negara di luar Jepang – kadang-kadang, tidak diatur. Pada2020, keracunan makanan menewaskan tiga orang di Filipina setelah mereka memakan ikan buntal dari kedai barbekyu setempat.

Kementerian Kesehatan Malaysia mengatakan 58 insiden keracunan yang melibatkan konsumsi ikan buntal, termasuk 18 kematian, dilaporkan di negara itu antara tahun 1985 dan 2023.

Foto-foto yang dibagikan oleh Ng di Facebook menunjukkan dua ikan buntal yang dimasak oleh pasangan tersebut – digoreng, tanpa kepala, dan disajikan di atas piring.

Kematian mereka memicu protes dan simpati dari warganet. Pihak berwenang sedang menyelidiki siapa yang menjual ikan itu kepada mereka.

“Kantor kesehatan distrik negara bagian telah membuka penyelidikan berdasarkan Food Act 1983… dan melakukan penyelidikan di lapangan untuk mengidentifikasi pemasok, grosir dan penjual ikan buntal,” kata Ling Tian Soon, kepala Komite Kesehatan dan Persatuan Johor dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada Minggu (9/4/2023).

Dia menambahkan bahwa departemen kesehatannya akan mengadakan diskusi dengan Otoritas Pengembangan Perikanan Malaysia, sebuah badan pemerintah yang mengawasi pasokan makanan laut di negara tersebut serta universitas lokal dengan keahlian perikanan.

“Informasi tentang ikan buntal juga telah diposting di halaman Facebook Keamanan dan Kualitas Pangan Kementerian Kesehatan,” kata Ling.

“Kami mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dalam memilih makanan, apalagi jika sudah diketahui risikonya,” tambahnya.

(Susi Susanti)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya