SUDAN – Perebuatan kekuasaan antara tentara dan kelompok paramiliter yang disebut Rapid Support Forces (RSF) terus berlanjut hingga hari ketiga di beberapa wilayah di Sudan.
Serikat dokter mengatakan hampir 100 orang telah tewas dan satu perkiraan menyebutkan jumlah yang terluka mencapai 1.100 orang.
Penduduk Khartoum, Sudan berbicara tentang ketakutan dan kepanikan, dan melaporkan adanya tembakan dan ledakan.
"Kami takut, kami belum tidur selama 24 jam karena kebisingan dan rumah berguncang," kata Huda, seorang warga Khartoum, kepada kantor berita Reuters.
"Kami khawatir kehabisan air dan makanan, serta obat untuk ayah saya yang menderita diabetes,” lanjutnya.
Warga Khartoum lainnya, Kholood Khair, mengatakan kepada BBC bahwa warga tidak bisa memastikan keamanan di mana pun.
"Semua warga sipil telah didesak untuk tinggal di rumah, tetapi itu tidak membuat semua orang aman,” ujarnya.