JAKARTA - Masyarakat yang ingin melihat Gerhana Matahari Hibrida di Plaza Teater Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (20/4/2023) diberikan kacamata khusus. Hal itu dilakukan agar tidak memengaruhi penglihatan karena melihat sinar Gerhana Matahari langsung.
Lantas, apa pengaruhnya bagi mata jika melihat langsung Gerhana Matahari dengan mata telanjang dan tanpa adanya filter?
Pengurus Himpunan Astronomi Amatir Jakarta (HAAJ), Muhammad Rezky mengatakan, sejauh ini tidak ada efek yang terlalu siginifikan. Seperti pada sinar Ultra Violet (UV) pada umumnya, yang dapat mengganggu penglihatan jadi sedikit buram, namun tidak akan sampai jangka panjang.
"Sebenarnya simpel ya, cahaya matahari itu kan tidak hanya cahaya saja tapi juga ada radiasi kalau kita lihat secara langsung memang," katanya kepada MNC Portal di Plaza Teater TIM, Kamis (20/4/2023).
"Sehingga sangat disarankan memakai kacamata," tambahnya.
Ia menjelaskan, meskipun tidak memakai kacamata khusus dan hanya dilihat melalui teleskop masih dalam batas aman karena sudah menggunakan filter. Ketika seseorang melihat Gerhana Matahari Hibrida melalui alat tersebut, maka akan tetap menjaga keamanannya.
Pantauan MNC Portal di Taman Ismail Marzuki, warga yang hadir ingin melihat Gerhana Matahari Hibrida ini datang dari berbagai kalangan. Mulai dari anak-anak, hingga lansia antusias dan penasaran melihat langsung fenomena gerhana tersebut.
Gerhana Matahari Hibrida adalah Gerhana Matahari yang tampak dari sebagian wilayah bumi sebagai Gerhana Matahari total, tetapi di sebagian wilayah lain tampak sebagai Gerhana Matahari Cincin.
Momen langsung melihat Gerhana Matahari Hibrida ini diselenggarakan oleh Planetarium dan Observatorium Jakarta Unit Pengelola Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki (UP PKJ TIM). Serta melibatkan sejumlah mahasiswa dan mahasiswi dari Sains Atmosfer dan Keplanetan, Institut Teknologi Sumatera.
Pengamatan Gerhana Matahari Hibrida ini berlangsung mulai pukul 07.30 hingga 13.00 WIB di Plaza Teater Taman Ismail Marzuki. Disediakan 13 teleskop yang telah dilengkapi oleh filter matahari dan dapat digunakan untuk mengamati fenomena gerhana.
Selain itu, pengunjung juga akan menonton hasil pengamatan Gerhana Matahari Total yang disiarkan langsung oleh tim Ekspedisi Gerhana Matahari Hibrida UP PKJ TIM dari wilayah Biak, Papua.
(Arief Setyadi )