Jaylani Hussein, Direktur eksekutif Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) cabang Minnesota, mengatakan, mengizinkan azan dikumandangkan lima kali sehari akan mengurangi Islamofobia dan meningkatkan pemahaman mengenai agama Islam.
“Jadi, saya melihat ini sebagai kesempatan untuk mendidik, peluang bagi orang-orang untuk melihat kami, mendengar kami, suatu kesempatan bagi mereka yang membenci kami, mungkin suatu kesempatan bagi mereka untuk terhubung dengan kami. Dan karena itu, saya sangat senang karena ini terjadi, dan saya pikir ini merupakan sinyal bagus bagi kami di sini, di Minnesota,” ungkapnya.
Para tokoh Muslim mengatakan mereka belum menerima dan berharap tidak ada reaksi negatif terkait azan subuh dan isya. Mereka mengatakan ini tidak ada bedanya dengan suara lonceng gereja. Tetapi mereka juga menyatakan bahwa mereka paham jika muncul kekhawatiran.
Sedikitnya satu masjid di Minneapolis Selatan akan mengadakan pertemuan warga untuk menjelaskan peraturan baru dan menyimak kekhawatiran mereka.
(Susi Susanti)