SUDAN – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mencatat lebih dari 100.000 orang telah meninggalkan Sudan sejak pertempuran sengit pecah antara pasukan yang bersaing pada 15 April lalu. PBB mengatakan sebanyak 334.000 orang telah mengungsi di Sudan.
Para pejabat memperingatkan "malapetaka besar" jika pertempuran tidak berakhir.
Pertempuran berlanjut di ibu kota, Khartoum, antara tentara dan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) paramiliter, meskipun gencatan senjata akan diberlakukan.
Dikutip BBC, upaya diplomatik sedang ditingkatkan untuk mencoba dan membawa pihak yang bertikai ke meja perundingan.
Pada Selasa (2/5/2023), kementerian luar negeri Sudan Selatan mengatakan tentara dan RSF telah menyetujui "pada prinsipnya" untuk gencatan senjata tujuh hari yang baru mulai 4 Mei mendatang, dan telah berjanji untuk mengirim perwakilan ke pembicaraan.
Pernyataannya muncul sehari setelah utusan khusus PBB untuk Sudan, Volker Perthes, mengatakan kepada kantor berita AP bahwa kedua belah pihak telah sepakat untuk merundingkan gencatan senjata yang "stabil dan dapat diandalkan".
Arab Saudi adalah tempat potensial untuk pembicaraan, tambahnya.