Polisi ditempatkan di dekat semua sekolah Beograd saat mereka mulai kembali sekolah pada Senin (8.5.2023). Pemerintah berencana merekrut lebih banyak petugas untuk ditempatkan di sekolah-sekolah.
Massa berbaris melalui pusat kota di belakang spanduk bertuliskan "Serbia melawan kekerasan".
"Kami di sini karena kami tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Kami sudah menunggu terlalu lama, kami terlalu lama diam, kami terlalu lama memalingkan kepala," kata Marina Vidojevic, seorang guru sekolah, kepada massa, seperti dikutip oleh kantor berita AFP.
"Kami ingin sekolah, jalan, desa, dan kota yang aman untuk semua anak,” lanjutnya.
Ribuan orang juga turun ke kota utara Novi Sad, di mana protes melemparkan bunga ke sungai Danube yang mengalir ke ibu kota.
Para pengunjuk rasa menyerukan pengunduran diri menteri dalam negeri dan kepala badan intelijen Serbia.
Menteri Pendidikan Serbia, Branko Ruzic, mengundurkan diri pada Minggu (7/5/2023), mengutip "tragedi dahsyat" dari pembantaian sekolah baru-baru ini dalam surat pengunduran dirinya.
Serbia diketahui memiliki tingkat kepemilikan senjata tertinggi di Eropa, dengan sekitar 39 dari 100 orang memiliki senjata menurut survei pada 2018.
(Susi Susanti)