Peristiwa 28 Mei: Pesawat Garuda Jatuh di India dan Ledakan Bom di Poso

Fakhrizal Fakhri , Jurnalis
Minggu 28 Mei 2023 06:00 WIB
Ilustrasi (Foto: Dok Wikipedia)
Share :

JAKARTA - Dua peristiwa penting dan bersejarah di Indonesia tercatat pernah terjadi pada 28 Mei.

Peristiwa itu adalah Pesawat Garuda Indonesia Penerbangan 892 jatuh beberapa menit setelah lepas landas dari Bandar Udara Bombay–Santacruz, dan bom meledak di sebuah Pasar Tentena, Poso.

Berikut ulasan singkat Okezone terkait peristiwa pada 28 Mei:

1. Pesawat Garuda Indonesia Penerbangan 892 Jatuh pada 1968

Garuda Indonesian Airways Penerbangan 892 adalah penerbangan penumpang internasional berjadwal Garuda Indonesian Airways (sekarang Garuda Indonesia) dari Jakarta, Indonesia, menuju Amsterdam, Belanda, dengan perhentian di Singapura, Bangkok, Bombay (sekarang Mumbai), Karachi, Kairo, dan Roma.

Pada tanggal 28 Mei 1968, pesawat jet Convair CV-990-30A-5 yang mengoperasikan penerbangan tersebut jatuh beberapa menit setelah lepas landas dari Bandar Udara Bombay–Santacruz (sekarang Bandar Udara Internasional Chhatrapati Shivaji Maharaj) dalam segmen keempat penerbangan tersebut dari Bombay menuju Karachi.

Pesawat jatuh di Desa Bilalpada yang terletak di dekat kota Nala Sopara dan menewaskan seluruh 15 penumpang dan 14 awak pesawat, ditambah satu orang di darat.

Meskipun penyebab dari kecelakaan tersebut tidak diketahui secara jelas, kecelakaan tersebut diduga berawal dari kesalahan pengisian bahan bakar pesawat ketika pesawat melakukan perhentian di Bombay, yang menyebabkan pesawat mengalami kegagalan mesin, dan mengakibatkan pilot kehilangan kendali atas pesawat.

2. Bom Meledak di Sebuah Pasar di Tentena Poso pada 2005

Pengeboman pasar Tentena 2005 terjadi pada tanggal 28 Mei 2005 di Tentena, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Indonesia. Dua alat peledak improvisasi, yang diatur untuk meledak dalam jangka waktu 15 menit, diledakkan pada pagi hari di sebuah pasar di pusat kota Tentena, menewaskan 22 orang dan melukai setidaknya 40 lainnya.

Korban tewas termasuk seorang pendeta dan seorang anak laki-laki berusia 3 tahun. Beberapa militan Islam kemudian dikenai dan dijatuhi hukuman penjara pada tahun 2007 dan 2010 karena peran mereka dalam mengorganisir pengeboman tersebut, di antara serangan lainnya di wilayah Poso.

Ledakan bom tersebut dikaitkan dengan konflik sektarian antara Muslim dan Kristen di Poso yang menewaskan setidaknya 577 orang dan menyebabkan 86.000 lainnya mengungsi dalam periode tiga tahun sebelum gencatan senjata yang disponsori pemerintah disepakati pada bulan Desember 2001.

(Fakhrizal Fakhri )

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya