JAKARTA - Partai Amanat Nasional (PAN) secara tegas menyatakan sikapnya menolak pemilu dengan sistem proporsional tertutup. PAN menyebut sistem proporsional tertutup merupakan kemunduran dalam demokrasi.
Sikap tegas PAN tersebut dinilai Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno langkah tepat untuk menjaga demokrasi Indonesia agar tetap transparan dan terbuka. Menurutnya, sistem proporsional tertutup mencederai semangat demokrasi Indonesia yang sudah membaik.
“Saya kira soal penolakan PAN dengan sistem proporsional tertutup itu merupakan murni sikap politik PAN, setau saya PAN itu bersama partai-partai politik lain sudah lama sudah menolak sistem tersebut,” kata Adi.
Adi berpendapat, sistem proporsional tertutup tidak mewakili suara rakyat. Sebab, dalam sistem proporsional tertutup, masyarakat tidak dapat memilih sosok untuk duduk di parlemen, namun ketua umum partailah yang mempunyai kuasa.
“Yang menang jadi anggota dewan itu buka karena dipilih rakyat tetapi mereka terpilih berdasarkan oligarki partai, belum tentu suara rakyat dipilih,”kata Adi
Ketua Umum PAN Zulkifli menyatakan menolak sistem proporsional tertutup. Hasan berharap rumor putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait sistem proporsional tertutup adalah tidak benar. Menteri Perdagangan itu percaya bahwa MK dapat menjadi penjaga demokrasi.
"Saya masih yakin MK adalah garda terdepan penjaga demokrasi di Indonesia, bukan perusak demokrasi," Zulkifli pada Senin (29/5/2023) lalu.
(Khafid Mardiyansyah)