Sempat Picu Peringatan di Jepang dan Korsel, Peluncuran Satelit Korut Berakhir dengan Kegagalan

Rahman Asmardika, Jurnalis
Rabu 31 Mei 2023 08:28 WIB
Orang-orang menyaksikan siaran televisi melaporkan peluncuran satelit Korea Utara di Seoul, Korea Selatan, 31 Mei 2023. (Foto: Reuters)
Share :

SEOUL - Upaya Korea Utara untuk meluncurkan satelit berakhir pada Rabu, (31/5/2023) pagi karena kegagalan fungsi roket, kata media pemerintah.

Satelit, yang disebut Chollima-1, jatuh ke laut karena ada masalah dengan mesin roket dan sistem bahan bakar, lapor kantor berita Korea Utara KCNA. Badan itu tidak merinci di mana roket tersebut jatuh.

BACA JUGA:

Peluncuran Satelit Luar Angkasa Korut Picu Peringatan Evakuasi di Korsel dan Jepang 

Upaya tersebut memicu perintah darurat di Seoul tepat setelah pukul 6:30 pagi saat penduduk setempat diinstruksikan untuk bersiap mengungsi. Pihak berwenang kemudian mengirimkan peringatan lain yang mengatakan bahwa pesan pertama telah dikirim secara tidak sengaja.

Pemerintah Jepang mengeluarkan peringatan darurat untuk prefektur selatan Okinawa, yang kemudian dicabut, mengatakan roket tersebut tidak akan terbang ke wilayah Jepang.

Peluncuran yang gagal itu menyusul spekulasi selama berhari-hari mengenai apakah Korea Utara akan berusaha menempatkan satelit pertamanya ke orbit. Citra satelit dari situs 38 North minggu ini menunjukkan peningkatan aktivitas di Stasiun Peluncuran Satelit Sohae Korea Utara, menunjukkan kemungkinan persiapan untuk peluncuran.

Gambar bertanggal Selasa tampaknya menunjukkan peningkatan jumlah kendaraan pendukung di lokasi dan struktur transfer yang dipasang di rel telah diposisikan ulang dengan cara yang menurut 38 North konsisten dengan peluncuran roket sebelumnya.

Di bawah resolusi Dewan Keamanan PBB, Korea Utara dilarang menggunakan teknologi rudal jarak jauh yang diperlukan untuk meluncurkan satelit ke luar angkasa.

Awal bulan ini, Korea Selatan berhasil menggunakan roket untuk menempatkan satelit ke orbit menggunakan roket Nuri buatan sendiri, yang selain kekhawatiran regional yang lebih luas mungkin telah berperan dalam memotivasi Korea Utara untuk mencoba meluncurkannya sendiri, kata para analis.

“Mengingat kemampuan yang diperlihatkan roket Nuri Korea Selatan untuk mengirimkan satelit ke orbit, rezim Kim kemungkinan melihat dirinya dalam perlombaan luar angkasa,” kata Leif-Eric Easley, seorang profesor di Universitas Ewha di Seoul, sebagaimana dilansir Nikkei.

"Pyongyang khawatir Korea Selatan berhasil memperdalam kerja sama keamanan trilateral dengan Jepang dan Amerika Serikat (AS)."

Media pemerintah Korea Utara melaporkan pada Selasa, (30/5/2023) bahwa satelit akan diluncurkan pada Juni untuk tujuan "melacak, memantau, membedakan, mengendalikan, dan mengatasi secara real time tindakan militer berbahaya AS." dan negara-negara terkait, yang dituduhnya "mengungkapkan ambisi sembrono mereka untuk melakukan agresi."

Sehari sebelumnya, Korea Utara memberi tahu Jepang tentang rencana peluncuran satelit dalam beberapa hari mendatang. Sebagai tanggapan, Menteri Pertahanan Yasukazu Hamada memerintahkan militer Jepang untuk menembak jatuh roket yang membawa satelit jika memasuki wilayah udara Jepang. Kantor Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengeluarkan pernyataan yang mendesak Korea Utara "untuk menahan diri dan tidak melakukan peluncuran."

Pyongyang mengklaim bahwa programnya untuk mengembangkan senjata nuklir dan bentuk persenjataan canggih lainnya sangat penting untuk pertahanan diri.

Pengumuman satelit tersebut menyusul kegiatan diplomatik dan militer selama berminggu-minggu yang melibatkan Korea Selatan, Jepang, dan sekutu bersama mereka, AS.

(Rahman Asmardika)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya