"Namun yang sekarang terlihat sangat jelas adalah bahwa walaupun di pihak Jawa terdapat rasa kekaguman dan kemauan untuk mengikuti praktik Utsmaniyah, di dalam arsip Turki Utsmaniyah sama sekali tidak ada catatan yang menandakan kalau para penguasa Turki dan pemerintah di sana mengetahui tentang apa yang terjadi di Jawa ataupun bahkan tentang nama Diponegoro, apalagi mengirimkan bantuan material ataupun moril untuk mendukung perjuangannya," bebernya.
Demikian juga halnya dengan semua dugaan dari Keraton Yogyakarta mengenai Kiai Tunggul Wulung, Raden Patah, Demak, dan peran para sultan di Yogyakarta sebagai Wakil Kesultanan Utsmaniyah di Jawa.
Pernyataan ini juga dikeluarkan oleh seorang sejarawan Turki yang sangat mengenal arsip Turki Utsmaniyah dengan sangat seksama, yaitu Dr Ismail Hakki Kadi dari Medeniyet University, Istanbul.
"Sebagai sejarawan, kami tidak mengarang hal-hal yang tidak terdapat dalam arsip sejarah, namun kami mengikuti apa kata sumber sejarah. Kami mengutarakan apa yang kami temukan dalam sumber-sumber sejarah tersebut, tidak lebih, tidak kurang,"ucapnya.
*Tulisan ini adalah karya almarhum Doddy Handoko. Ditayangkan untuk mengenang beliau yang merupakan penulis Okezone.com
(Qur'anul Hidayat)