KHERSON - Semburan air dari bendungan era Soviet di Sungai Dnipro di Ukraina selatan yang jebol pada Selasa, (6/6/2023), membanjiri zona perang, memaksa penduduk desa melarikan diri. Pihak Rusia dan Ukraina saling tuding tentang siapa yang bertanggung jawab atas ledakan yang merusak Bendungan Nova Kakhovka tersebut.
Ukraina mengatakan Rusia telah melakukan kejahatan perang yang disengaja dengan meledakkan bendungan Nova Kakhovka era Soviet, yang menggerakkan pembangkit listrik tenaga air. Sementara Kremlin menyalahkan Ukraina, dengan mengatakan pihaknya berusaha mengalihkan perhatian dari peluncuran serangan balasan besar yang diklaim Moskow berhasil dipatahkan.
Beberapa pejabat yang ditempatkan di Rusia mengatakan bendungan itu runtuh dengan sendirinya, sementara Washington mengatakan tidak yakin siapa yang bertanggung jawab. Namun Wakil Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk PBB Robert Wood mengatakan kepada wartawan bahwa tidak masuk akal bagi Ukraina untuk menghancurkan bendungan tersebut.
Tidak ada pihak yang menawarkan bukti publik langsung tentang siapa yang harus disalahkan. Konvensi Jenewa melarang penargetan bendungan dalam perang karena bahaya bagi warga sipil.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan dalam pidato video bahwa jaksanya telah mendekati Pengadilan Kriminal Internasional tentang insiden bendungan itu. Sebelumnya, dia mengklaim di Telegram bahwa pasukan Rusia meledakkan pembangkit listrik dari dalam.
Bus, kereta api, dan kendaraan pribadi dikerahkan untuk membawa orang ke tempat yang aman sementara beberapa orang mengarungi air setinggi lutut, membawa hewan peliharaan dan barang bawaan.
"Penduduk sedang duduk di atap rumah mereka menunggu untuk diselamatkan .... Ini adalah kejahatan Rusia terhadap manusia, alam, dan kehidupan itu sendiri," kata Oleksiy Kuleba, pejabat senior staf Zelensky, di Telegram.
Pejabat Ukraina melaporkan lebih dari 1.000 orang diselamatkan dari kota Kherson bersama dengan penduduk yang dievakuasi dari kota dan desa yang dilanda banjir.
Seorang pejabat yang ditempatkan di Rusia mengatakan sekira 22.000 orang di wilayah Kherson terancam, kata kantor berita RIA. Zelensky menulis di Telegram bahwa 80 pemukiman berada di zona banjir.
Tidak segera jelas apakah ada korban tewas akibat kejadian ini, tetapi juru bicara AS John Kirby mengatakan itu mungkin menyebabkan "banyak kematian".
"Sekolah lokal dan stadion kami di pusat kota kebanjiran," kata Lidia Zubova, (67), kepada Reuters saat dia menunggu kereta keluar dari kota Kherson yang dikuasai Ukraina setelah meninggalkan desa Antonivka yang tergenang air. "Jalan benar-benar banjir, bus kami macet."
Kuleba mengatakan bahwa banjir menyebabkan air naik 3,5 meter. Banjir akan mencapai puncaknya pada Rabu, (7/6/2023) kemudian ketinggiannya akan mulai turun dalam tiga sampai empat hari, kata Ihor Syrota, kepala otoritas pembangkit listrik tenaga air Ukraina, kepada stasiun radio Donbas Realii yang didanai AS.
Kebun binatang Kazkova Dibrova di tepi sungai yang dikuasai Rusia benar-benar banjir dan 300 hewan mati, kata seorang perwakilan melalui akun Facebook kebun binatang.
Bendungan itu memasok air ke area luas lahan pertanian Ukraina selatan, termasuk semenanjung Krimea yang diduduki Rusia, serta mendinginkan pembangkit nuklir Zaporizhzhia yang dikuasai Rusia.
Waduk yang luas di belakang bendungan adalah salah satu fitur geografis utama Ukraina selatan, dengan panjang 240 km dan lebar hingga 23 km.
(Rahman Asmardika)